LAYAR NEWS, Makassar – Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Adi Suryadi Culla, memberikan gambaran terkait relevansi antara Makassar sebagai kota yang modern dan kota yang dilandasi dengan local wisdom atau kearifan lokal sebagai entitas yang tak terpisahkan dari masyarakat.
“Kota yang beradab itu sebenarnya yang dimaksud adalah kota yang berperadaban. Kalau kita bicara peradaban kita bukan hanya bicara lingkungan fisik tapi juga lingkungan karakter sosial yang ada dalam masyarakat,” katanya dalam wawancara usai diskusi ICMI- Dewan Pakar DPW PKS Sulsel, di Makassar, Sabtu, 27 Juli 2024.
Adi mewakili Ketua ICMI Sulsel, Prof Arismunandar yang belum berkesempatan dari dalam diskusi bersama Dewan Pakar DPW PKS Sulsel, yang mengusung tema “Membangun Pranata Keadaban Menyongsong Makassar Sebagai Kota Modern”.
Lebih lanjut, Adi bilang, modernisasi juga tidak melulu bicara tentang infrastruktur atau pembangunan kota yang berorientasi pada pertumbuhan dan perdagangan. Tapi, tentang kota yang berkeadilan, bermartabat dan berorientasi pada nilai-nilai sosial.
“Jadi ada perpaduan sebetulnya kalau kita bicara soal kota yang beradab itu. Perpaduan antara nilai-nilai local wisdom atau pada saat yang bersamaan sebagai nilai-nilai religius dan juga di sisi lain berorientasi pada nilai-nilai modernitas,” ucapnya.
Menurutnya dua sudut pandang ini sebenarnya bisa dikombinasikan menjadi suatu visi untuk membangun dan mengembangkan Makassar. Khususnya sebagai kota yang modern dan beradab atau kota peradaban. Adi juga memberikan contoh sederhana soal perspektif itu.
Bila merujuk dalam konsep religiusitas, persoalan ini kata Adi, sudah terjadi sejak zaman lampau. Khususnya saat pra-perkembangan Islam. “Sebenarnya kalau dalam Islam itu ada yang disebut dengan masyarakat Madani, masyarakat sipil atau civil society,” jelasnya.
“Dalam istilah masyarakat Madani, dalam sejarah Islam itu kan pernah ada di awal Islam itu berkembang. Sebuah kota yang dibangun di Yastrib yang kemudian berubah menjadi Kota Madinah itu sebagai sebuah kota peradaban yang dibangun di zaman Rasulullah (SAW). Itu Bisa menjadi contoh.”
PKS sendiri telah menetapkan satu nama untuk diusung maju dalam Pilwali Makassar pada Pilkada Serentak 2024, November mendatang. Dia adalah Ketua DPW PKS Sulsel, Amri Arsyid. Menurut Adi, sederet persoalan yang didiskusikan ini menjadi bagian agar visi misi calon wali kota nanti bisa diwujudkan.
“Nilai-nilai peradaban dan kombinasi sistem pembangunan dari perkotaan itu tidak hanya melihat faktor tata kota saja yang bersifat fisik tapi juga nilai-nilai sosial. Calon Wali Kota Makassar harusnya punya visi membangun kota yang beradab,” pesan Adi menyudahi.
Penulis: Lisana Sidqin Aliyan