LAYAR.NEWS – Satu tahun lebih pandemi Virus Corona atau Covid-19 melanda dunia. Berbagai wilayah menerapkan pembatasan aktivitas di luar rumah.
Karena situasi ini, tidak sedikit orang yang mengalami banyak kerugian. Bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi kesehatan. Salah satunya, adalah meningkatnya risiko mata minus pada anak.
Mata minus atau miopia menyebabkan penderitanya kesulitan untuk melihat benda berjarak jauh. Pada kebanyakan kasus, anak adalah yang paling sering mengalami kondisi ini yang dapat terbawa hingga dewasa nanti. Mata minus dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.
Melansir Klik Dokter, studi terbaru dari Belanda dan Cina menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan kasus miopia meningkat secara drastis, terutama pada anak-anak. Fenomena ini disebut “quarantine myopia”.
Data dari lebih dari 120.000 anak sekolah di Cina menunjukkan anak berusia 6 dan 8 tahun berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami mata minus pada tahun 2020. Risiko tersebut lebih tinggi dibandingkan anak-anak berusia serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Penurunan fungsi penglihatan sejak dini bisa sangat merugikan. Karena akan sulit untuk mengembalikan kondisi tersebut seperti sedia kala. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, rabun jauh dapat meningkatkan risiko lepasnya retina, katarak, bahkan kebutaan.
Kenapa kasus mata minus anak meningkat di masa pandemi COVID-19? Ternyata ada 3 faktor penyebab, yaitu:
Membaca dengan Jarak Terlalu Dekat
Selama masa pandemi sekolah menerapkan sistem online. Sehingga anak akan belajar melalui gadget baik smartphone ataupun laptop. Secara otomatis akan menatap layar dari jarak dekat dan dengan durasi yang cukup lama.
“Selama masa pandemi, sekolah menerapkan sistem belajar online. Anak akan menatap layar komputer atau laptop dalam waktu yang lama. Adanya paparan sinar layar laptop bisa meningkatkan risiko gangguan mata pada anak,” ujar dr. Reza Fahlevi, Sp.A.
Pencahayaan yang Kurang
Saat berada di sekolah, pencahayaan untuk belajar memang bisa terpenuhi dengan baik. Berbeda dengan di rumah, apalagi jika anak belajar di dalam kamar.
Hal tersebut juga bisa jadi alasan lainnya yang meningkatkan risiko rabun jauh pada anak selama pandemi COVID-19.
Kurangnya Nutrisi
Pandemi virus corona memang berdampak pada ekonomi keluarga. Akibatnya, beberapa keluarga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan baik.
Faktanya, mata membutuhkan nutrisi yang memadai untuk dapat berfungsi dengan optimal. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, bukan tidak mungkin jika fungsi organ tersebut akan mengalami penurunan seiring waktu.
Baca berikutnya: Hindari 5 Makanan Ini Usai Disuntik Vaksin Covid-19