LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Terjadi antrian panjang kendaraan berbahan bakar solar di tempat pengisian bahan Pertamina, khususnya di Kota Makasar dan Kabupaten Maros.
Hal ini dipicu oleh kelangkaan Solar di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Kabid Pengendalian dan Evaluasi ESDM Sulsel, Jamaluddin mengatakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan kelangkaan Solar ini.
Salah satunya, alokasi Solar subsidi yang belum tepat sasaran. Jamaluddin mengatakan, masih masyarakat menengah ke atas yang menggunakan Solar subsidi.
“Masih banyak mobil pribadi yang kelasnya sudah menengah ke atas masih mengisi solar subsidi, itu juga persoalannya,” ujar Jamaluddin, Jumat (11/3/2022).
Dia menegaskan dan mengimbau kepada pemilik mobil pribadi atau masyarakat golongan menengah ke atas untuk tidak menggunakan Solar subsidi. Pasalnya, Solar subsidi diperuntukkan bagi angkutan umum, angkutan barang, usaha micro, sektor pertanian dan Bus.
Terkait hal ini, lanjut Jamaluddin, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Pertamina membahas hal tersebut.
Dirinya juga melakukan koordinasi dengan kabupaten kota terkait pengawasan penggunaan solar subsidi.
“Saya sudah mengirim surat ke kabupaten kota karena sebenarnya pembelian solar subsidi supaya tepat sasaran berdasarkan rekomendasi dari OPD Teknis,” kata Jamaluddin.
Selain alokasi yang tidak tepat sasaran, sistem distribusi oleh pertamina juga dinilai menjadi salah satu penyebab. Apalagi di tengah cuaca yang kurang mendukung belakangan ini.
Diketahui sistem distribusi ke SPBU selama ini dilakukan secara bergiliran. Sehingga mengakibatkan antrian panjang di salah satu SPBU.
Jamaluddin mengatakan, terkait hal ini pihaknya telah memberikan saran solusi kepada Pertamina.
“Saya sudah memberi solusi ke pertamina karena terjadi memang antrian di wilayah Makassar dan sekitarnya karena selama ini distribusinya selalu bergantian. Saya mencoba memberi solusi dengan pengantaran ke SPBU bersama,” kata Jamaluddin.
Sehingga, lanjutnya, juga dapat mengantisipasi masyarakat yang memanfaatkan pengisian di beberapa SPBU untuk menimbun.
Faktor penyebab lainnya adalah kepanikan masyarakat terkait ketersediaan solar.
Jamaluddin mengaku heran dengan kelangkaan ini. Pasalnya, kuota Solar di Sulsel masih aman. Apalagi, masih di awal tahun.
“Saya juga heran terjadi seperti ini padahal masih diawal tahun, sementara kuota kita masih banyak, yang menjadi persoalan itu biasanya di akhir-akhir tahun karena terhimpit kuotanya, itu dimaklumi,” kata Jamaluddin.
Baca berikutnya: LPG Non Subsidi Naik Lagi, ESDM Sulsel Antisipasi Peralihan Konsumsi