LAYAR NEWS, Jakarta – Ketua umum PSSI, Erick Thohir berkomitmen untuk menerapkan transformasi sepak bola Indonesia agar levelnya lebih bagus di kancah Asia. Namun target itu perlu didukung dengan pelaksanaan kompetisi domestik yang bersih.
Salah satu yang menjadi atensi Erick Thohir adalah pemberantasan sekaligus memerangi pelaku pengaturan pertandingan atau match fixing agar sepak bola Indonesia lebih baik. Persoalan ini menurutnya mesti menjadi perhatian serius semua pihak.
“Hukuman match fixing kita harus hukum keras, untuk memastikan penegakan kepada isu match fixing ini harus diberantas habis,” tegas Erick Thohir dilansir dari laman resmi PSSI, Jumat, 21 Juni 2024.
Sebelumnya menurut Erick, dugaan terhadap match fixing di Liga Sepak bola Indonesia di setiap tingkatan mulai Liga 1, Liga 2 dan seterusnya santer terdengar. Bahkan ada beberapa kasus yang sudah mendapatkan hukuman.
“Kapolri sudah memberikan hak-haknya kepada KONI untuk jadi bagian dari tim satgas untuk memastikan agar tidak ada hal-hal seperti ini. LIB juga dalam aturan liga semua pelatih klub yg bertugas tidak boleh terjebak match fixing dan juga dari bagian kontraknya juga harus melepas pemainnya jika diminta timnas,” tegasnya.
Erick Thohir berjanji tak akan main-main dengan pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut. “Perlu sertifikasi agen pemain, jangan sampai mereka jadi jual beli skor, pemain cedera ini itu diatur. Agen yang main match fixing penjarakan,” tegasnya.
Ketum PSSI ini mengaku tak ingin bila agenda perjalanan sepak bola Indonesia dirusak dengan kasus serupa. “Jangan sampai kita sudah menyusun agenda tiga tahun, komitmen lisensi klub, dan wasit sudah bagus masih ada yang melakukan match fixing,” pungkasnya.