LAYAR NEWS, Makassar – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief meminta agar kualitas haji ramah lansia tahun ini 2024, dapat ditingkatkan. Terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.
Jemaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M sangat banyak, jumlahnya sekitar 61.000 orang atau sekitar 30 persen dari 229.000 total kuota jemaah haji Indonesia saat itu.
“Kita perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia mulai dari sebelum jemaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” kata Hilman Latief dilansir dari laman resmi Kemenag Sulsel, Kamis, 22 Februari 2024.
Hilman menerangkan, Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jemaah haji yang lansianya akan terus bertambah. “Ini luar biasa. Baru setahun diterapkan dan direspons dengan baik,” ucapnya.
“Ini menjadi catatan dari Menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis Haji Ramah Lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan,” sebut Hilman.
Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan tahun ini, 2024. Menurutnya, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.
“Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dengan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam pelatihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi,” sebut Hilman.
Kemenag juga telah mengagendakan pelatih bersama nanti soal mitigasi risiko. “Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia. Sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jemaah haji,” ucap Hilman menyudahi.