fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Berjemur Sinar Matahari Paling Baik Bukan di Pagi atau Sore

Promo

ADVERTISEMENT

Layar.news – Sejak pandemi virus corona, kegiatan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh mulai banyak diminati. Salah satunya berjemur sinar matahari.

Sinar matahari merupakan sumber utama vitamin D bagi tubuh.

Anda bisa mendapatkan manfaatnya apabila Anda terpapar dalam durasi yang wajar di waktu yang tepat.

ADVERTISEMENT

Sebab, jika berjemur secara berlebihan, Anda justru akan mengalami peningkatan risiko luka bakar, hingga kanker kulit.

Di negara tropis seperti Indonesia, sinar matahari bisa didapatkan sepanjang tahun.

Meski begitu, bukan berarti Anda bisa berjemur kapan saja. Ada waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari dan meminimalkan risiko terjadinya kanker kulit.

ADVERTISEMENT

Umumnya, orang berpendapat sinar matahari terbaik adalah pagi hari. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa waktu terbaik adalah saat siang hari.

Waktu Terbaik

Sebuah penelitian mengemukakan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah antara pukul 10.00 hingga pukul 15.00.

Sebab, pada waktu inilah risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM) berada di angka yang paling rendah.

ADVERTISEMENT

Baca juga: Cara Umar Bin Khattab Hadapi Wabah Penyakit

Paparan sinar matahari yang didapatkan antara pukul 10.00 hingga pukul 15.00, dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.

Meski begitu, di jam-jam tersebut, risiko kulit terbakar matahari juga akan meningkat karena sinar matahari cukup menyengat.

Sehingga, Anda perlu membatasi waktu paparan.

Waktu ideal terkena paparan matahari, hanyalah 5-15 menit setiap harinya.

Itupun bisa didapatkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan saat siang hari.

Anda tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk berjemur, demi mendapatkan vitamin D yang dibutuhkan.

Baca juga: Wagub Minta Masyarakat Ikuti Imbauan MUI Salat di Rumah

Paparan sinar matahari di wajah, tangan, atau lengan sebanyak dua hingga tiga kali seminggu, sudah cukup untuk menjaga kadar vitamin D di tubuh.

Lagipula, Indonesia adalah negara tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa. Sehingga, Anda tidak perlu banyak waktu untuk berjemur.

Jadi sebenarnya, kekurangan vitamin D adalah hal yang relatif jarang dialami masyarakat Indonesia.

Kondisi kekurangan vitamin D, lebih banyak terjadi pada lansia yang sudah jarang sekali keluar rumah.

Baca juga:

Ibunda Presiden RI Jokowi, Sujiatmi Meninggal Dunia

Kecelakaan, Staf PMI Meninggal Saat Tugas Penyemprotan

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ADVERTISEMENT

Terkini

Menu Baru Lengkapi Pengalaman Staycation di Aston Makassar

LAYAR NEWS, MAKASSAR - Aston Makassar Hotel mempersembahkan deretan menu baru yang dirancang khusus untuk memanjakan para pecinta kuliner,...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT