Layar.news, Makassar – Kapolda Sulsel Irjen Mas Guntur Laupe bersama Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sulsel, Aslam Patonangi meresmikan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR), RS Bhayangkara, Jumat (24/7)2020.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kombes Pol Dr Farid Amansyah mengatakan bahwa PCR ini sangat terbatas di Sulsel.
Sehingga kata dia, dengan kehadiran alat dari kontribusi Polri ini bisa membantu mempercepat hasil uji sampel pasien Covid-19.
“Dengan bio safety level 2 pada mesin PCR ini bisa membantu dalam mempercepat hasil testing pasien yang diduga suspect covid-19, sehingga bisa cepat dilakukan penanganan,” ujarnya kepada Layar.news Jumat (24/7/2020).
Uji sampel untuk penanganan pasien Covid-19 RS Bhayangkara ini akan diberikan secara gratis kepada masyarakat.
“Kalau pasiennya dari RS Bhayangkara bisa diberikan secara gratis, karna penanganan Covid-19 ditanggung oleh pemerintah,” tutur Kombes Pol Dr Farid Amansyah.
Farid sapaanya juga mengatakan bahwa mesin PCR ini sudah memenuhi standar WHO sehingga aman digunakan.
“Semua mulai proses ekstraksi sampai dengan pembacaan tes PCR itu membutuhkan waktu, jadi kita tidak boleh buru-buru. Alhmadulillah alat ini merupakan alat yang sangat bagus sehingga sangat standar WHO untuk bisa melakukan pemeriksaan akurat dan tepat,” katanya.
“Sistem teknologi bangunannya pun dibangun dengan aman, sehingga udara yang masuk sudah bersih dan udara keluar juga steril,” tambahnya.
Farid juga menerangkan, untuk satu kali proses pengujian hanya memerlukan waktu 6 jam, sehingga sehari bisa diketahui hasilnya.
“Mesin PCR Rs Bhayangkara ini sudah bisa langsung diketahui dalam waktu 6 jam. 1 kali running dalam 6 jam itu sudah 48 sampel. Kalau dirunning 6 jam berikutnya bisa 96 sampel.
Pasien dari RS lain juga bisa dirujuk ke Rs Bhayangkara, mengingat Rs Bhayangkata merupakan rumah sakit rujukan penyangga penanggulangan Covid-19 Provinsi Sulsel.
“Iya bisa, ini membantu masyarakat Sulsel. Jadi Polri memberikan ini untuk penanganan covid-19 bukan saja di Rs Bhayangkara tetapi di seluruh Sulsel,” pungkasnya.
Biaya Tidak Sedikit
Sementara untuk penggunaan anggaran laboratorium dan mesin PCR ini menggunakan anggarkan dari Mabes Polri.
Sementara untuk VTM (Virus Transport Media) kata Farid memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Makanya tadi kita undang Pemprov Sulsel, Wali Kota dan Komisi lX DPR RI dengan harapan bisa rekomendasi. Mungkin apa yang kita tidak punya mungkin bisa di support. Karna dalam prosesnya dalam pengambilan uji sampel membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ungkapnya.