LAYAR.NEWS, Flores Timur — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong upaya relokasi warga yang berada di bawah radius tujuh kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rencana relokasi agar tak ada lagi korban jiwa bila terjadi bencana erupsi. “Relokasi harus segera dilakukan. Nanti saat relokasi akan dikoordinasi secara khusus, rumahnya ada ketentuan,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam siaran pers yang diterima, Kamis, 7 November 2024.
Suharyanto bahkan telah melihat langsung kondisi masyarakat di sana pascaerupsi. Mulai dari kondisi rumah hingga korban. “Rumah yang dibangun untuk korban pascabencana tipe 90 meter persegi, rumah yang bisa dibangun dalam waktu satu minggu,” imbuhnya.
Kepala BNPB mengungkapkan, sepanjang perjalanan menuju ke lokasi pos pemantauan, dirinya melihat rumah warga yang berada di kawasan rawan bencana. Hal ini membuat salah satu langkah mitigasi yang tepat adalah merelokasi masyarakat.
“Kita lewati rumah masyarakat, masih banyak rumah masyarakat di jarak 3 sampai 7 kilometer, harusnya sesuai dari PVMBG ini yang paling terdekat (jarak dari puncak gunung) pos pantau, habis itu jarak 8 dan 9 kilometer dan selanjutnya baru ada rumah masyarakat,” terangnya.
Suharyanto bilang bahwa rumah warga yang dekat dari kaki gunung pascaerupsi telah ditinggalkan sementara. “Tapi sekarang rumah-rumah sudah kosong, dipastikan tidak dihuni, masyarakat di zona bahaya sudah mengungsi,” tegas Suharyanto.
Suharyanto mengimbau, bagi masyarakat yang direlokasi tidak perlu khawatir, tanah dan lahan yang mereka miliki dalam radius 7 kilometer tersebut akan tetap menjadi milik mereka. “Lahan-lahan masyarakat ini tetap hak milik masyarakat tapi tidak boleh ditempati,” tutur Suharyanto.
Suharyanto juga mengunjungi para korban yang masih dirawat. “Ada 5 orang. Rata-rata kondisinya sudah baik sadar semua, kecuali ada 1 yang luka berat harus diamputasi. Khusus yg kakinya diamputasi, BNPB akan memberikan kaki palsu, dan membantu obat-obatan,” jelas Suharyanto.
“Dari BNPB menambah dan memastikan penanganan kesehatan korban bencana betul-betul dapat terlaksana dengan baik,” tutup Suharyanto.