LAYAR NEWS, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya menyeimbangkan harga beras yang ada saat ini. Utamanya dari tingkat atas hingga ke bawah yang beredar di pasaran. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyebutkan arahan Presiden Joko Widodo kepada pihaknya.
Yakni terwujudnya keseimbangan dan harga yang baik dan wajar mulai dari hulu sampai hilir. Untuk itu, ia berkomitmen saat panen padi mengalami eskalasi, baik harga di hulu dan hilir bisa terkoreksi kembali menemui keseimbangan yang baik dan wajar.
“Angka di hulu itu setelah HPP (Harga Pokok Produksi) dan harus ada margin. Sementara di hilir, perlu ada kombinasi dan ini harus diseimbangkan,” katanya dilansir dari laman resmi Bapanas, Jumat, 1 Maret 2024.
“Saya ulangi sekali lagi ya, kalau nanti ada isu bahwa harga anjlok karena panen, tapi angkanya itu tetap harus di atas HPP plus margin yang dimiliki oleh petani. Ini yang harus terus dijaga,” ungkap Arief Prasetyo Adi.
Begitu juga kata Arief soal harga gabah. “Harga gabah akan berangsur turun. Dari yang sebelumnya di angka Rp 8.600-8.700 per kilogram (kg) akan turun menjadi Rp 8.000 per kg, akan turun lagi. Kemungkinan besar akan sekitar Rp 6.500 per kg,” terangnya.
“Di bulan puasa nanti akan terkoreksi, jadi malah kebalikannya, nanti yang harus dijaga adalah harga tingkat petani. Nah tugas pemerintah yang pertama menjaga harga beras di hilir untuk masyarakat kita yang lebih dari 270 juta,” ucap Arief.
“Kemudian juga harus menjaga harga di tingkat produsen. Jangan nanti sampai ada isu bahwa pemerintah tidak peduli terhadap gabah petani, tidak demikian. Harga gabah itu pasti akan turun seiring berjalannya panen, jadi bahasanya bukan harga anjlok,” lanjut Arief.