LAYAR.NEWS, Jakarta — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama BMKG memperkuat koordinasi dalam menyebarluaskan informasi kebencanaan kepada masyarakat.
Menteri Komdigi Meutya Hafid menilai, langkah ini diambil untuk memastikan peringatan dini cuaca ekstrem dan bencana alam dapat diterima dengan lebih cepat dan akurat.
“Koordinasi antara Kemkomdigi dan BMKG telah berjalan lama, tetapi dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem dan bencana, kita perlu memastikan sistem komunikasi publik berjalan lebih optimal,” katanya dalam siaran pers yang dilansir dari laman resmi Kemkomdigi RI, Jumat, 7 Maret 2025.
Meutya Hafid dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah bertemu dan membahas strategi peningkatan komunikasi publik, hususnya mengingat tren peningkatan peringatan cuaca pada Januari–Februari 2025.
Menurut Meutya seiring dengan kondisi cuaca ekstrem yang melanda masyarakat patut mendapatkan informasi yang jelas. “Masyarakat harus mendapatkan informasi peringatan dini dengan cepat dan akurat,” ujar Menkomdigi.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.
Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) yang dikembangkan sejak 2016 melalui SMS Blast, kini telah diperluas ke siaran TV digital sejak Agustus 2024.
Kemkomdigi telah bekerja sama dengan penyelenggara multipleksing seperti TVRI, Transmedia, Metro TV, MNC, SCM, Viva, NTV, dan RTV untuk menampilkan peringatan dini bencana langsung di layar televisi.
Dengan ini, informasi cuaca ekstrem dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dalam waktu singkat. “Kami sangat mengapresiasi dukungan penuh Kemkomdigi dalam memperkuat sistem komunikasi kebencanaan,” ujar Dwikorita.
“Dengan infrastruktur komunikasi yang terus diperluas, termasuk peningkatan konektivitas seluler di daerah terpencil, kami optimistis bahwa informasi kebencanaan dapat lebih cepat diterima oleh masyarakat di wilayah rawan bencana.”
Meutya juga menyampaikan bahwa data BMKG menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kejadian cuaca ekstrem dan bencana alam pada Januari-Februari 2025.
Hal ini termasuk peningkatan kasus gempa bumi dari 11 kejadian di Januari menjadi 25 kejadian di Februari, serta laporan banjir besar yang melanda wilayah Jabodetabek pada 4 Maret 2025 akibat curah hujan tinggi.
Melihat tren ini, Kemkomdigi dan BMKG berkomitmen untuk terus memperkuat komunikasi publik, memastikan bahwa setiap informasi peringatan dini tersampaikan secara luas dan tepat waktu.