LAYAR NEWS — Gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, telah berhasil diperpanjang hingga Jumat (1/12/2023) setelah tercapainya kesepakatan antara Israel dan kelompok Hamas. Pembaruan gencatan senjata ini merupakan yang kedua kalinya dan dilakukan melalui mediasi Qatar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, menyatakan bahwa Israel dan Hamas telah sepakat untuk memberlakukan jeda kemanusiaan di Gaza. Perpanjangan gencatan senjata ini memberikan kesempatan bagi penduduk Gaza untuk sementara mengalami ketenangan setelah hampir tujuh minggu konflik berkecamuk.
“Pihak Palestina dan Israel mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza selama satu hari tambahan dengan kondisi yang sama sebelumnya,” kata Majed Al Ansari dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Kamis (30/11).
“Yaitu, gencata senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan dalam kerangka mediasi bersama Qatar,” lanjutnya.
Gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, akan diperpanjang hingga Jumat (1/12/2023) setelah Israel dan kelompok Hamas menemui kesepakatan. Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata diperpanjang untuk kedua kalinya setelah ditengahi oleh Qatar yang menjadi mediator. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan Israel dan Hamas sepakat untuk memberikan jeda kemanusiaan di Gaza.
“Gencatan senjata akan berlanjut mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan bentuk patuhi ketentuan perjanjian,” bunyi pernyataan militer Israel (IDF) seperti dikutip Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel dan Hamas dikabarkan sepakat memperpanjang gencatan senjata untuk setidaknya 24 jam ke depan hingga Jumat (1/12).
Perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang disepakati pada Senin (27/11), memuat komitmen pembebasan sandera. Hamas setuju untuk membebaskan ratusan sandera secara bertahap, sementara Israel juga berkomitmen membebaskan warga Palestina yang telah ditahan bertahun-tahun di penjara. Meskipun sempat terancam batal, kesepakatan ini akhirnya diperpanjang.
Hamas juga telah memerintahkan pasukannya untuk siaga tempur menyusul belum ada tanda dari Israel menyetujui perpanjangan gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai puluhan hari Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober.
Selama agresi, Israel menggempur warga dan objek sipil seperti rumah sakit dan sekolah. Imbas serangan mereka, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.