Layar.news, Makassar – Jeruk Keprok asal Selayar merupakan salah satu buah andalan Sulsel yang didaftarkan sebagai varietas unggul di Indonesia.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengakui keunggulan jeruk ini. Manis segar dengan rasa asam serta aromanya harum. Tekstur yang padat dan karakter kulit yang mudah memisah dari bagian dalam jeruk.
Hal tersebut dikatakan Nurdin dalam sambutannya pada acara peninjauan lokasi pembibitan Jeruk Keprok Selayar, Rabu (7/10)2020.
Ia mengungkapkan keinginannya agar produksi dan kualitas jeruk ini kembali meningkat. Sehingga kita tidak kalah dengan buah-buah impor.
Jeruk ini juga bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah Selayar. Ia mencontohkan Pulau Ehime di Jepang.
“Saya ingin memberikan gambaran di Jepang, bahwa ada sebuah pulau namanya Ehime, itu produksinya hanya jeruk. PAD-nya hanya jeruk. Kita masuk bandara dan toko-toko, kuenya dari jeruk. Semua produk yang di pajang di kios-kios itu dari jeruk. Keluar dari bandara kita sudah dapat pot-pot yang tanaman jeruk,” ujarnya.
Kedepannya perlu dibangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) khusus untuk jeruk.
“Provinsi punya lahan di sini akan bangun Litbang, kita akan bangun sekolah petani khusus memberikan skill petani dalam rangka perawatan jeruk, pemupukan dan info teknologi,” jelas Nurdin.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo menjelaskan, jeruk keprok Selayar dikenal dengan nama Munte Cina. Telah lama dibudidayakan, sejak tahun 1925.
Buah ini mengalami kejayaan Tahun 70-an. Saat itu produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif. Banyak petani di Kepulaun Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun sangat disayangkan kejayaan Jeruk Keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi dan produktivitas.
Penyebabnya adalah sistim budidaya tanaman yang masih belum menerapkan tenologi tepat guna, penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan dan pengendalian.
“Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun. Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti Diplodia dan Phytophthora,” jelasnya.