LAYAR.NEWS – Istilah “Covid-22” membuat heboh karena dikatakan akan menjadi ancaman baru di tahun 2022, dan diperkirakan lebih buruk dari virus corona varian Delta yang kini cepat menular.
Ternyata, “Covid-22” bukan istilah resmi baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini juga tidak ada dalam pengkajian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) atau organisasi ilmiah lainnya.
Melansir CNBC Indonesia, istilah Covid-22 pertama kali dilontarkan oleh adalah Profesor Imunologi dari Universitas ETH, Sai Reddy. Ia merupakan ilmuwan yang berbasis di Zurich, Swiss.
Dalam wawancara dengan koran berbahasa Jerman-Swiss, Blick, Reddy mengklaim Covid-22 lebih berbahaya daripada mutasi yang diketahui seperti strain Delta dan Delta Plus.
“Covid-22 bisa menjadi lebih buruk daripada yang kita saksikan sekarang. Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Varian baru ini adalah resiko besar. Kita harus bersiap untuk itu,” kata Reddy melalui Forbes, Kamis (26/8/2021).
Wawancara Reddy terkait pandemi ini memunculkan kehebohan. Menurut terjemahan, wawancara berjudul “Covid-22 akan lebih buruk” ini kemudian memantik polemik hingga di media sosial.
Namun virologis dari Universitas Warwick, Profesor Lawrence Young, menyebut perkiraan tersebut masih terlalu dini.
Menurutnya, mutasi kombinasi strain dari berbagai varian virus yang ada saat ini sangat kecil kemungkinannya.
“Covid-22 menakutkan (karena) sangat spekulatif,” katanya. “(Namun) tidak berarti bahwa kita harus lengah tentang generasi varian baru. Kita telah belajar keras tentang dampak dari (virus corona) varian Alpha dan Delta,” ujarnya.
“Cara terbaik untuk menghentikan varian apapun agar tidak berkembang adalah dengan menghentikan virus yang menginfeksi orang dan menyebar dan di situlah vaksinasi masuk. Kita sangat perlu membuat dunia divaksinasi,” tambahnya.
Setelah ramai di media sosial, Reddy mengklarifikasi komentar wawancaranya. Ia mengatakan ada kesalahan penafsiran saat wawancara dengan Blick.
“Saya ingin mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi di sini. Tidak tepat menyebutnya Covid-22, karena nama resmi dan benar penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 adalah Covid-19,” kata Reddy, melalui Inews UK.
“Untuk memperjelas pernyataan saya dimaksudkan untuk menyampaikan bahwa saya percaya Covid pada tahun 2022, khususnya awal tahun (Januari – Maret) memiliki peluang lebih buruk dari tahun ini, Covid pada tahun 2021,” tambahnya.
Reddy memaparkan konteks lengkap mengapa ia percaya hal ini. Menurutnya, didasarkan pada faktor-faktor munculnya varian baru yang lebih ganas, mutasi yang menyebabkan lonjakan kasus, tidak meratanya vaksinasi dan pelonggaran pembatasan dapat membuat pandemi lebih lama lagi, dan bahkan menimbulkan varian yang jauh lebih ganas.
Baca berikutnya: Covid-19 di RI Mulai Landai, Angka Kematian Bertahan di Atas 1.000 Kasus