Layar.news, Makassar – Masker Scuba dan Buff terlalu tipis sehingga dinilai kurang efektif dalam mencegah penularan covid-19.
Tingkat efektivitas masker scuba antara 0-5 persen. Angka ini jauh di bawah masker kain tiga lapis dengan persentase efektivitas 50-70 persen.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar menyarankan penggunaan masker bedah dan masker kain, karena lebih efektif dibanding penggunaan masker scuba.
“Masker yang baik adalah masker bedah dan biasa digunakan orang sakit atau memiliki gejala atau gunakan masker kain untuk masyarakat sehat, yang berbahan katun dan berlapis tiga,” ujar Humas IDI Makassar, dr Wachyudi Muchsin, Rabu (30/9)2020.
Meningkatnya kasus covid-19 di Makassar karena kurang disiplinnya masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
Oleh karena itu, menurut Wachyudi penggunaan masker perlu diperketat dengan standarisasi yang ketat, demi mencegah penularan virus covid-19.
Kemampuan masker kain tiga lapis untuk filterasi atau menyaring partikel virus lebih baik karena jumlah lapisan lebih banyak dalam hal ini tiga lapisan berbahan katun.
“Maka disarankan gunakan masker berkualitas yakni masker bedah dan masker N95. Selain itu masker scuba sering mudah ditarik ke bawah dagu sehingga fungsi masker menjadi tidak ada,” imbuhnya.
“Gunakan masker yang tepat untuk bisa menutup batang hidung sampai mulut dan dagu serta rapat di pipi,” paparnya.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir menilai, penggunaan masker bedah dapat menyulitkan masyarakat dari segi ekonomi.
Masyarakat saat ini mengalami kondisi ekonomi yang lemah di tengah covid-19.
“Kalau mau pakai masker berstandar WHO gunakan masker bedah, tapi itu hanya sekali pakai sementara kondisi ekonomi kita ini memadai,” terangnya.
Kata dia, jika pelarangan masker scuba dilakukan di kota Makassar maka pemerintah harus menyiapkan masker bedah dan kain untuk masyarakatnya.
“Kalau kita melarang masyarakat memakai masker scuba maka kita harus menyiapkan masker yang bukan scuba persoalanya pemerintah punya dana tidak untuk menyiapkan itu,” terangnya.
“Kebijakan itu harus berbanding lurus dengan ketaatan, bagaimana menilai ketaatan itu apabila produk hukum itu melihat realitas yang ada di tengah masyarakat dalam kondisi seperti saat ini. Masker scuba saja susah apalagi mau memakai masker bedah,” jelasnya lebih lanjut.
Masker scuba kata dia, hanya sebagai bentuk antisipasi awal saja oleh masyarakat untuk pencegahan penularan Covid-19.
“Masker scuba sebenarnya untuk mengantisipasi awal dini saja, saya mengatakan bahwa kondisi masyarakat kita sekarang ini masker scuba saja sudah luar biasa apa lagi memakai masker bedah yang hanya sekali pakai saja, itukan mahal,” tutupnya.