fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Ini Bahaya Makan Mie Instan Pakai Telur Disantap Bersama Nasi

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR NEWS — Mie instan telah menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia. Salah satu bahan makanan yang sering digunakan sebagai pelengkap mi instan adalah telur.

Tidak hanya itu, banyak orang juga suka mengonsumsi mie instan bersama dengan telur dan nasi. Padahal, mi dan nasi keduanya merupakan sumber karbohidrat. Dokter pun memberikan peringatan bahwa kombinasi tiga makanan ini dapat menyebabkan obesitas.

Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang juga merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam sub endokrin, yaitu EM Yunir, menjelaskan bahwa mengonsumsi mie dengan tambahan telur dan nasi bisa berbahaya. Hal ini dikarenakan makanan tersebut memiliki kandungan kalori yang tinggi dan dapat menyebabkan obesitas.

ADVERTISEMENT

“Mie dan telur saja kalorinya sudah hampir 500, ada sekitar 496 kkal. Ditambah nasi misal satu centong perkiraan ada 100 gram, berarti sudah 200 kkal. totalnya hampir 700 kkal sekali makan,” kata Yunir dalam konferensi pers yang digelar secara daring oleh PB IDI, Senin, 10 Juli 2023, dilansir CNN Indonesia.

Padahal kebutuhan kalori manusia dalam 24 jam itu hanya sekitar 1600-1700 kalori saja. Hal ini berarti saat makan mie instan dengan telur dan nasi sudah hampir 50 persen kebutuhan kalori digunakan.

“Bahayanya lagi, campuran ini dimakan malam hari sebelum tidur. Nah pas siang itu makan sudah memenuhi kebutuhan kalori. Jadi lemak dong bukan energi, makanya bisa memicu obesitas,” kata dia.

ADVERTISEMENT

Selain masalah konsumsi mie instan dengan telur dan nasi dalam satu kali makan, Yunir juga menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia yang erat dengan istilah ‘belum makan kalau belum makan nasi’.

Padahal, orang tersebut mungkin sudah mengonsumsi berbagai cemilan yang berat seperti bakso, mie ayam, batagor, atau makanan lainnya.

Kebiasaan ini dapat memicu masalah obesitas yang sedang menjadi perhatian di Indonesia. Salah satu kebiasaan buruk lainnya adalah ketidaksesuaian antara asupan kalori yang masuk dengan pengeluaran kalori.

ADVERTISEMENT

Artinya, seseorang dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah besar tetapi energi yang dikeluarkan melalui aktivitas fisik cenderung sedikit atau bahkan tidak ada. Hal ini juga dipermudah oleh kemudahan membeli makanan melalui aplikasi belanja online.

“Kita tahu bahwa sekarang sangat mudah membeli makanan. Semua jenis makanan bisa diorder melalui online. Dari dalam kamar saja sudah bisa pesan makanan,” katanya.

Kemudahan akses untuk membeli makanan tanpa perlu banyak energi dapat menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kasus obesitas di Indonesia.

Yunir juga menyarankan agar masyarakat tidak terlalu terlena dengan segala bentuk kemudahan yang saat ini berkembang dengan cepat.

“Sebaiknya pemasukan makanan harus seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Bukan berarti tidak boleh jajan online, tapi Anda juga harus banyak bergerak dan perhatikan setiap asupan,” katanya.

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

Gudang Logistik Agandugume di Papua Tengah Diresmikan, Ini Prioritasnya

LAYAR.NEWS, Timika – Pemerintah melalui BNPB bersama Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) telah meresmikan gudang logistik...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT