LAYAR.NEWS, Gowa – Muhammad Kilat, Ketua RT Dusun Palempang, Desa Ballassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kondisi akses jalan yang buruk di wilayahnya.
Pantauan jurnalis LAYAR.NEWS di lokasi, selain sempit dan terjal, jalur yang menjadi akses utama warga dusun menuju tempat lain, terbilang berbahaya karena licin saat kondisi jalannya basah. Situasi ini dapat membahayakan keselamatan warga setempat.
Akses jalan berbahaya ini menyulitkan warga dusun mengakses pendidikan hingga layanan kesehatan. “Ketika ada yang sakit dan dibutuhkan segera ke rumah sakit atau puskesmas, akan lambat dan sulit segera mendapat pertolongan,” katanya saat diwawancarai, Minggu, 3 Agustus 2024.
Jarak dusun ke fasilitas pendidikan hingga kesehatan di wilayahnya cukup jauh sehingga masyarakat melalui jalur jalan buruk untuk beraktivitas. “Ketika ada yang sakit dan dibutuhkan segera ke rumah sakit atau puskesmas, akan lambat dan sulit segera mendapat pertolongan,” ungkap Kilat.
“Bahkan banyak korban meninggal karena kondisi jalanan yang buruk ini. Kedua masalah pendidikan yang menjadi sebab anak putus sekolah, karena untuk menempuh jalan menuju sekolah sekitar 10 kilometer jauhnya. Begitupun akses puskesmas.”
“Melihat kondisi ini, banyak anak-anak yang tidak lanjut karena jarak sekolah SMP dan SMA sangat jauh, sehingga hanya beberapa saja yang lanjut, untuk anak perempuan kebanyakan tidak lanjut karena jalanan yang ekstrim dan sulit menggunakan motor,” keluh Kilat.
Kilat menuturkan, pernah ada kejadian satu tahun lalu warga mau melahirkan dan dibawa ke puskesmas namun mesti melalui jalur berbahaya di wilayahnya. “Harus menggunakan tandu untuk bisa ke puskesmas, lantaran jalanan yang tidak memungkinkan,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, masalah lainnya ialah soal ekonomi yang membuat banyak hasil panen, sayur-sayuran yang berujung tak terjual. Sebab untuk menjualnya ke pasar, warga lagi-lagi kesulitan akses jalan. Sehingga hasil panen tak bisa dijual.
Kesulitan akses jalan warga yang hendak mengenyam pendidikan berimbas ke hal lainnya. Sebagian masyarakat memilih menikahkan keluarga atau anak mereka sejak usia dini. Karena pertimbangan tak mampu melanjutkan bersekolah.
“Untuk mengurus surat nikah, kita urus di pengadilan dan melakukan sidang isbat dengan alasan terpaksa dan resikonya menunggu surat nikah keluar sampai cukup umur,” Kilat mengungkapkan.
Kilat pun berharap perhatian pemerintah terhadap jalanan di dusun ini. “Kemudian layanan kesehatan dan pendidikan. Ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh warga dusun ini,” harapnya.
Penulis : Lisana Sidqin Aliyan