LAYAR.NEWS, Jakarta — Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) mulai dibenahi jelang laga Indonesia kontra Australia pada fase Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga zona Asia. Pertandingan itu rencana digelar pada 10 September 2024.
Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) pengelola kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, tengah berupaya secara maksimal untuk meningkatkan kualitas layanan publik berstandar internasional.
Salah satunya dengan melaksanakan rangkaian pekerjaan perawatan rumput lapangan atau field of play (FOP) SUGBK secara intensif demi mencapai kondisi optimal. Rumput lapangan memang menjadi salah satu prioritas pembenahan agar sesuai dengan standar internasional.
Direktur Utama PPKGBK, Rakhmadi A Kusumo menyatakan hingga saat ini, perkembangan pekerjaan pemeliharaan lapangan SUGBK masih dalam tahap maturasi rumput setelah proses penggelaran rumput jenis Zoysia Matrella yang dimulai pada Juli 2024.
“Sebagai pengelola GBK, kami telah melakukan upaya maksimal untuk memastikan rumput tumbuh kuat dan dalam kondisi terbaik,” kata Rakhmadi seusai menghadiri kegiatan tinjauan lapangan GBK bersama Sekjen PSSI, Yunus Nusi dan jajarannya dilansir dari laman resmi PSSI, Selasa, 13 Agustus 2024.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengapresiasi pihak PPKGBK terkait perawatan rumput SUGBK jelang pertandingan Indonesia melawan Australia pada 10 September mendatang. “Ada perkembangan signifikan dan kami berharap rumput SUGBK siap menggelar laga melawan Australia,” ucapnya.
“Saya berharap pemberitaan soal kondisi rumput untuk lebih bijak karena saya melihat di media sosial banyak berita yang tidak sesuai dengan fakta. Mari kita bantu timnas, bantu PSSI, untuk memberitakan berita yang benar,” imbuh Yunus Nusi.
Upaya peningkatan intensitas pekerjaan revitalisasi lapangan atau FOP di SUGBK pada tahap perawatan yang berfokus pada percepatan adaptasi dan perataan permukaan rumput dilakukan oleh pengelola SUGBK sebagai pendekatan yang diambil untuk mewujudkan kondisi lapangan yang prima.
Tim revitalisasi rumput GBK melakukan pemindahan rumput dari area nursery yang sudah berusia lebih dari satu tahun dan menggelarnya ke area FOP SUGBK. Saat ini, pengelola SUGBK tengah mengupayakan tiga tahap perawatan yakni pemberian asupan terbaik bagi rumput melalui pemupukan intensif, proses rolling, verticut, dan top dressing.
Agar mencapai kerataan yang optimal, serta pengecekan dan uji fungsi teknis secara berkala. “Kami meyakini bahwa dengan perawatan intensif ini, rumput akan lebih layak digunakan sesuai dengan standar internasional,” ujar Rakhmadi.
“Namun, pada akhirnya kami selaku pengelola akan mengikuti keputusan akhir terkait kelayakan rumput yang akan ditentukan oleh FIFA atau AFC Match Competition melalui final checking,” tambah Rakhmadi.
Bersamaan dengan hal tersebut pada setiap perkembangan dan hasil pekerjaan revitalisasi lapangan SUGBK yang dilakukan, pengelola GBK juga turut melibatkan koordinasi dan sinergi antar lima unsur. Yakni instansi pemerintah (Kementerian Sekretaris Negara RI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI).
Para konsultan atau ahli yang telah berpengalaman dalam menangani pengelolaan stadion multifungsi berstandar internasional, pengurus cabang olahraga sepak bola Indonesia (PSSI), media massa hingga masyarakat.
Dengan mengoptimalkan setiap unsur tersebut sesuai dengan kompetensinya masing-masing, maka diharapkan pekerjaan merevitalisasi lapangan sepak bola sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan di unit SUGBK dapat dipahami secara utuh oleh setiap individu.
“Sinergitas antara kelima unsur tersebut, dilakukan agar para pihak atau stakeholders terkait dapat memperoleh informasi yang utuh melalui kanal komunikasi yang sesuai dari mulai tahapan proses perencanaan hingga pemilihan penanganan FOP yang tepat,” tutupnya.