Layar.news, Makassar – Juru bicara Appi-Rahman, Fadli Noor menegaskan, meme hasil survei Polmark Indonesia bukan dibuat oleh tim pemenangan.
“Bukan oleh kami, bukan tim pemenangan,” ujarnya kepada layar.news, Selasa (15/9)2020.
Meski demikian, Fadli membenarkan meme tersebut sesuai survei Polmark besutan Eep Saefulloh Fatah yang dilakukan 23-30 Juli lalu dengan 880 responden.

Terkait tulisan “data Agustus 2020” pada sudut kanan bawah meme, kata Fadli, itu karena Ceo Polmark Indonesia, Eep Saefulloh melakukan presentase di bulan Agustus lalu.
“Eep lakukan presentase di depan banyak orang di Makassar pada 28-30 Agustus. Mungkin meme itu dibuat oleh orang yang menyaksikan presentase tersebut dan menganggap itu hasil saat presentase (bulan Agustus),” jelasnya.
Eep Saefulloh Diberhentikan
Sebelumnya, Eep mengatakan, pihaknya tidak pernah membuat sebaran seperti yang beredar ramai mencatut nama Survei Polmark Indonesia
“Bukan dari saya. Ada orang bikin-bikin,” tegas CEO Polmark Indonesia itu, saat dikonfirmasi, Senin kemarin (14/9)2020.
Ia juga mengaku tidak pernah ingin disebut sebagai konsultan politik dari pasangan calon mana pun.
“Saya tidak pernah bikin meme itu. Juga ngak pernah mau ngaku sebagai konsultan ternama yang memenangkan si A atau si B. Ngaco itu,” jelasnya.
“Itu sama sekali bukan cara dan gaya saya bekerja di satu kegiatan pendampingan,” tukasnya.
Buntut dari pernyataan Eep tersebut, bos Polmark Indonesia inipun diberhentikan sebagai konsultan politik Appi-Rahman.
“Mengecewakan. Pak Erwin Aksa selaku Ketua Tim Pemenangan kecewa sekali dengan sikap Eep. Eep mengingkari hasil survei Polmark. Kultur orang Bugis-Makassar, dalam keadaan dan situasi apa pun, tidak akan pernah mengingkari bayi yang dilahirkannya,” kata Fadli.
Fadli mengatakan, meme yang beredar masif dan menjadi perbincangan luas di masyarakat, kalaupun dibantah bukan pihak Eep atau Polmark yang membuat dan mengedarkan, tetapi substansi hasil survei Polmark sama dengan yang tercantum pada meme.
“Tidak ada kebohongan dan pembohongan di dalamnya,” kata Fadli.
Fadli menambahkan, Tim Appi memiliki semua dokumen kontrak tentang pengikatan kerja sama antara Tim Pemenangan Appi-Rahman dengan Polmark. Termasuk hasil survei yang telah dilakukannya dan bukti-bukti pembayarannya.
Bahkan foto-foto ketika Polmark mempresentasikan hasil surveinya ke tim di Makassar, itu ada semua.
“Kontrak menyebutkan Polmark bekerja untuk tujuan politik memenangkan Appi-Rahman. Jadi Polmark itu merupakan bagian dari kerja besar pemenangan Appi-Rahman,” tegas Fadli.
Dengan demikian, menurut Fadli, apa pun yang dilakukan tim pemenangan dengan segala cara yang benar, tidak ada kebohongan atau pemalsuan data, selama sesuai hasil survei, itu merupakan kewenangan Tim Pemenangan.
“Menjadi aneh ketika Eep dan Polmark mengingkari informasi itu,” ujar Ketua PSI Sulsel ini.