LAYAR NEWS — Koordinator Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel), Aflinah Mustafainah mengaku akan berkomitmen dalam pengawalan seleksi komisioner anggota KPU di 7 kabupaten/kota Sulsel, apa lagi peminat menjadi komisioner di lembaga penyelenggara pemilihan ini membeludak.
Aflinah mengatakan pihaknya akan terus memantau tahapan pemilu dan proses-proses pemilihan calon penyelenggara yang saat ini berlangsung untuk kantor KPU Makassar, Luwu, Pinrang, Enrekang, Wajo, Sidrap dan Parepare.
“Tentunya akan berimplikasi pada aktivitas anggota/komisioner yang masih ingin mencalonkan dalam melakukan tahapan Pemilu,” katanya, Kamis, 14 September 2023.
Dia menduga selama tahapan seleksi penyelenggara Pemilu, KPU maupun Bawaslu di Sulsel banyak terjadi kejanggalan. Menurutnya sudah ada serangkaian insiden yang menyertai seleksi calon penyelenggara.
“Juga komisioner KPU RI/Bawaslu RI dan pihak lain yang invisible dan tak diketahui publik, tapi ada pergerakannya di sejumlah KPU dan Bawaslu kabupaten/kota,” ujarnya.
Selain itu, dia memberi perhatian khusus terhadap kuota 30 persen perempuan dalam seleksi KPU dan Bawaslu. Menurutnya petunjuk itu belum sepenuhnya dipahami oleh sejumlah Timsel yang sudah bekerja sebelumnya.
“Misalnya ketiadaan dan keengganan Timsel memilih calon komisioner perempuan di salah satu tempat, errornya hasil ujian sehingga jadwal pengumuman mundur,” tandasnya.
Diketahui pendaftaran seleksi calon komisioner di 7 kantor KPU kabupaten/kota melalui online di situs Siakba (Sistem Informasi Anggota KPU dan Badan Ad Hoc) terpantau membeludak. Dari 884 orang pendaftar di 7 dearah, peminat calon komisioner KPU Makassar paling tinggi, yakni 228 orang.
Sementara daerah lain, seperti Luwu 138 orang, Pinrang 121 orang, Enrekang 108 orang, Wajo 107 orang, Sidrap 97 orang dan Parepare 85 orang.