LAYAR NEWS, Jakarta – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tengah merampungkan proses pembuatan Al-Quran terjemahan bahasa Betawi. Terjemahan bahasa daerah ini disebut sebagai cara untuk menambah produk agar lebih beragam.
Proses ini diharapkan dapat segera diselesaikan. “Dalam empat bulan ini kita sudah menyelesaikan 15 juz. Semoga proses penerjemahan ini bisa segera tuntas,” kata Kepala Balitbang Diklat Kemenag, Suyitno dilansir dari laman resmi Kemenag RI, Jumat, 12 Juli 2024.
Sementara itu, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kemenag, Moh Isom mengungkapkan, ada tiga alasan mengapa Kemenag memilih menerjemahkan Al-Quran dalam bahasa Betawi.
Pertama, bahasa Betawi termasuk dalam bahasa daerah di Indonesia yang paling banyak jumlah penuturnya. “Terdapat hampir lima juta penutur bahasa Betawi,” ungkap Moh Isom.
“Hal ini menunjukkan bahwa bahasa tersebut komunikatif, asik, dan dinamis. Masyarakat penuturnya bukan hanya di Jakarta, tetapi meluas sampai ke Bekasi, Depok, Karawang dan Tangerang,” Moh Isom menerangkan.
Kedua, lanjut Isom, banyak kosakata bahasa Betawi yang terancam punah bahkan sudah menghilang dan tidak dikenal lagi oleh generasi kekinian. Sehingga terjemahan ini dianggap perlu sebagai bagian dari pelestarian kebudayaan.
“Beberapa faktor penyebabnya antara lain tergusurnya kampung-kampung Betawi di Jakarta, arus modernisasi yang menggerus bahasa lokal. Selain itu, adanya perkawinan lintas etnis yang memungkinkan keluarga tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya.”
Faktor ketiga, karena sebagian besar etnis Betawi beragama Islam dan kitab sucinya Al-Quran. Jika Al-Quran diterjemahkan dengan menggunakan bahasa Betawi, maka diharapkan masyarakat Betawi lebih mudah memahami isinya sehingga mendorong untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Isom, penerjemahan Al-Quran bahasa Betawi akan diselesaikan selama dua tahun. Hasil penerjemahan yang sudah divalidasi, akan ditashih di Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama.
“Setelah ditashih, maka terjemahan Al-Quran Bahasa Betawi dan dikembangkan dalam platform digital yang dapat diakses melalui Android, IOS dan Ms. Word,” pungkas Muh Isom.