fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Kenaikan Pajak Jadi 12 persen Ditunda, Dewan Usulkan Pemerintah Sasar Sektor Ini 

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR.NEWS, Jakarta — Rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen tahun 2025 memicu perhatian publik. Anggota Badan Anggaran DPR RI Rico Sia mendukung agar rencana itu ditunda. 

Menurutnya, kenaikan PPN ini perlu dievaluasi untuk memastikan momentum pemulihan ekonomi tidak terganggu. Kenaikan pajak tentunya akan berdampak nyata terhadap masyarakat berpendapat rendah atau kelas menengah ke bawah.

“Kebijakan pajak harus dilihat dari dua sisi, (yaitu) kepentingan negara dan kondisi masyarakat. Jika keduanya tidak seimbang, dampaknya bisa kontraproduktif,” kata Rico dilansir dari laman resmi Parlementaria-DPR RI, Jumat, 29 November 2024.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, jika dipaksakan, akan membebani bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. “Saat ini, kondisi ekonomi masyarakat kecil belum sepenuhnya pulih. Jika PPN dinaikkan, mereka akan semakin terpuruk. Ini bukan waktu yang tepat untuk memberlakukan kebijakan tersebut,” ujarnya.

Bila pajak tetap naik saat kondisi yang belum stabil seperti saat ini, masyarakat kecil tentu akan semakin susah. “Menaikkan PPN di tengah situasi ekonomi yang belum stabil hanya akan meningkatkan tekanan pada masyarakat kecil,” ungkap Rico.

Ia menjelaskan, peningkatan nilai PPN tentu berdampak langsung pada harga barang dan jasa, sehingga semakin memperberat pengeluaran, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Maka dari itu, ia mendukung penundaan dengan mempertimbangkan kondisi riil di lapangan.

ADVERTISEMENT

“Menaikkan PPN di tengah situasi ekonomi yang belum stabil hanya akan meningkatkan tekanan pada masyarakat kecil. Sebaiknya, pemerintah fokus dulu pada kebijakan yang mendorong pemulihan ekonomi, seperti mendukung UMKM dan sektor produktif,” tegas Rico.

Di sisi lain, Politisi Fraksi Partai NasDem itu mengakui regulasi peningkatan penerimaan pajak, dibutuhkan untuk menekan defisit anggaran. Ia mengusulkan regulasi ini diberlakukan untuk kalangan pengusaha besar, yang memiliki kapasitas besar untuk berkontribusi pada penerimaan negara.

Ditambah lagi, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang. Mengetahui target ambisius ini, Rico mengingatkan kebijakan perpajakan yang tidak tepat sasaran bisa berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

ADVERTISEMENT

Secara jelas, ia menekankan kebijakan fiskal harus dirancang untuk mendorong daya beli masyarakat, bukan sebaliknya. “Perlu diingat, ekonomi nasional sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Jika daya beli turun akibat kenaikan PPN, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Kita butuh kebijakan pajak yang lebih strategis dan adil,” jelasnya.

Menutup pernyataannya, Rico menyarankan pemerintah mencari sumber penerimaan pajak yang lain tanpa membebani masyarakat kecil. Salah satunya adalah dengan memperluas basis pajak di sektor informal dan memperketat pengawasan pajak dari kalangan pengusaha besar.

“Ada banyak cara untuk meningkatkan penerimaan negara tanpa harus membebani rakyat kecil. Pemerintah bisa fokus pada pengusaha besar atau sektor ekonomi yang masih belum terjangkau pajak,” ucap Rico.

“Dengan menunda kebijakan ini dan mengalihkan fokus pada kelompok berpenghasilan tinggi, pemerintah dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan fiskal dan kesejahteraan rakyat,” tandas legislator daerah pemilihan Papua Barat itu.

Diketahui, Ketua  Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan menegaskan kemungkinan adanya penundaan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun depan. 

Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah mau menyiapkan bantalan berupa subsidi terlebih dahulu sebelum menaikkan PPK menjadi 12 persen sesuai amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ADVERTISEMENT

Terkini

Andi Ina Kartika Sari, Perempuan Pertama Bakal Jadi Bupati Barru

LAYAR.NEWS, Barru — Politisi Perempuan Partai Golkar, Andi Ina Kartika Sari kembali menoreh sejarah dalam karir politiknya. Sebelumnya Andi...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT