No menu items!
ADVERTISEMENT

Kurikulum Cinta Bakal Gantikan Kurikulum Merdeka?

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR.NEWS, Makassar — Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI, Prof. Nyanyu Khodijah mengungkapkan bahwa Kurikulum Cinta yang diinisiasi oleh Menteri Agama tidak untuk menggantikan Kurikulum Merdeka.

Hal tersebut disampaikan Nyanyu ketika memberikan materi pada kegiatan Dialog Kinerja Bidang Pendidikan Madrasah tahun 2025 di Makassar, Rabu 5 Februari 2025.

“Kurikulum Cinta yang murni lahir dari pemikiran Pak Menteri ini sangat luar biasa. Lahir dari ketulusan. Pertanyaannya kemudian, apakah akan menggantikan Kurikulum Merdeka?.”

ADVERTISEMENT

“Jawabnya tidak. Kurikulum Cinta ini sifatnya suplemen, memperkaya Kurikulum Merdeka yang sudah ada,” ungkap mantan Rektor UIN Raden Fatah Palembang ini dalam siaran pers yang diterima dari Kemang Sulsel, Rabu malam.

Ia dan Kepala Sub Direktorat Bina Guru dan Tenaga Kependidikan (Kasubdit GTK) bersama tim ditugaskan khusus untuk menggodok Kurikulum Cinta ini hingga tiba waktunya untuk diterapkan.

“Kurikulum Cinta ini masih berproses, sedang kita godok bersama tim yang telah dibentuk, karena ini tidak boleh hanya pemikiran satu orang atau sekelompok orang saja, tapi harus kita rumuskan bersama, yang pada gilirannya nanti kami harap praktisi bisa mengimplementasikannya,” ucapnya. 

ADVERTISEMENT

“Lalu bentuknya seperti apa, programnya bagaimana? Kalau bicara kurikulum, ada komponen yang harus dipenuhi, yaitu komponen tujuan, materi, strategi, dan evaluasi,” sambungnya.

Dari sisi tujuan, jelas Nyanyu, Kurikulum Merdeka tetap.menggunakan tujuan yang ada di capaian pembelajaran masing-masing. “Kita memperkayanya  dengan tambahan tujuan. Semua mata pelajaran terutama Mapel Agama itu menekankan bagaimana kita menanamkan pada peserta didik agar bisa bersikap toleran, inklusif dan moderat,” bebernya.

Selain itu, sambung alumni UGM ini, juga dikembangkan strategi, khususnya pada mata pelajaran agama, yaitu strategi reflective, yang menekankan pada proses refleksi.

ADVERTISEMENT

“Artinya peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, minimal kita tanya apakah sudah paham. Ini sebenarnya cara guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi. Namun praktiknya selama ini kita tidak lakukan itu, berlalu begitu saja,” jelasnya. 

“Ini akan kita masukkan dalam rencana pembelajaran, dengan harapan peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman tapi juga memiliki penghayatan sehingga bisa menginterpretasikan dalam bentuk perbuatan,” Nyanyu menambahkan.

Dalam Kurikulum Cinta ini, lanjutnya, tenaga pendidik mapel lain, selain pelajaran agama dituntut menggunakan pendekatan multikultural, dengan harapan peserta didik dapat memahami dan menghargai budaya orang lain.

“Ketika membagi kelompok peserta didik tidak boleh ada kelompok yang homogen, harus heterogen, mulai dari sisi etnis, agama dan lainnya. Dalam materi pembelajaran, materi-materi yang menyinggung peradaban, diupayakan peserta didik dapat mengenal budaya lain, sehingga bisa menghargai orang lain,” katanya mencontohkan.

Sama halnya dalam memperingati hari besar agama, harap Nyanyu, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan partisipatif. “Peserta  didik harus tahu, paham dan apa partisipasinya dalam perayaan tersebut walau beda agama, sehingga semua punya kesadaran bahwa kita ini heterogen dengan latar belakang agama yang berbeda-beda,” ungkapnya.

Diakhir materinya, Direktur KSKK kelahiran Palembang ini mengatakan target indonesia emas tidak akan tercapai jika setiap kelompok punya pendekatan sendiri, olehnya itu, ia berharap meskipun masih dalam proses, namun ide dari Kurikulum Cinta ini sudah mulai disebarluaskan.

“Kurikulum Cinta adalah murni ide dari beliau. Sebagai Ulama yang sufi, beliau diberi kemampuan melihat kedepan yang luar biasa. Harapan kita generasi muda kita mendatang ada yang mengikuti  jejak beliau, dan kuncinya di tangan bapak ibu para guru, para kepala madrasah,” terangnya. 

“Ini tugas kita, meskipun Kurikulum Cinta ini masih dalam proses tapi saya harapkan bagaimana ide kurikulum cinta ini sudah mulai kita sebarluaskan agar kita saling menghargai dan saling menyayangi satu dengan yang lain,” tandasnya.

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

Menanti Gebrakan Timnas Indonesia di Tangan Patrick Kluivert Vs Australia

Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert optimistis setelah memimpin latihan perdana skuad Garuda di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney.
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT