LAYAR.NEWS – Di tengah kondisi pandemi Covid-19, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencatatkan kinerja cukup positif pada kuartal I 2021.
Bank hasil merger tiga bank syariah pelat merah ini membukukan laba bersih sebesar Rp742 miliar, naik 12,8% secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal pertama. Pertumbuhan laba bersih yang cukup baik tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dan pembiayaan.
Mengutip Kontan, dari materi paparan kinerja Bank Mandiri kuartal I 2021, BSI sebagai anak usahanya membukukan pembiayaan sebesar Rp 159,1 triliun. Ini tumbuh 14,7% yoy dari Rp138,5 triliun gabungan pembiayaan tiga bank syariah pelat merah sebelum merger.
Pendapatan bank dengan kode emiten BRIS meningkat 2,8% yoy menjadi Rp5,12 triliun. Pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income tumbuh sebesar 29,7% yoy dari Rp136,1 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp176,6 miliar.
Fee based income ini bersumber dari ATM sebesar Rp87,31 miliar atau tumbuh Rp58,9 miliar dari Rp54,9 miliar pada kuartal I tahun lalu. Dari kartu menyumbang Rp38,21 miliar atau naik 9,8% yoy, mobile banking membukukan Rp19,42 miliar atau tumbuh 55,1%, payment naik 12,4% yoy jadi Rp11,24 miliar, remitansi naik 11,03% ke Rp9,13 miliar dan dari sumber lain-lain sebesar Rp11,21 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, BSI berhasil menurunkan biaya dana atau cost of fund (CoF) ke level 2,2% dari 2,9% pada periode yang sama tahun lalu. Kualitas aset bank ini juga mengalami perbaikan dimana rasio non performing financing (NPF) gross turun ke level 3,1% dari 3,3% pada Maret 2020. Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan, BSI melakukan pencadangan dengan rasio 17,5% meningkat dari 89,9% pada kuartal I tahun lalu.
Tahun ini, BSI menyiapkan tiga strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Pertama, melakukan ekspansi secara sehat dan berkesinambungan. Kedua melakukan manajemen efisiensi dan ketiga mengakselerasi kapasitas digital.
Baca berikutnya: Merger Bank Syariah, BUMN Dorong Pengusaha Muda