LAYAR NEWS, Makassar – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan mengumumkan perubahan status akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja. Peristiwa itu diketahui terjadi di dua titik yaitu Desa Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan.
Dan Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale pada Sabtu, 13 April 2024 malam. “Untuk sementara ini pasti tanggap darurat karena sudah ada korban,” ujar Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel, Senin, 15 April 2024.
Dalam peristiwa itu dilaporkan sebanyak 18 orang korban meninggal dunia. Dua masih dirawat di rumah sakit dan dua orang lainnya masih dicari oleh tim SAR gabungan yang masih bekerja keras. “Ini akan kita naikkan status tanggap darurat, itu versi (skala) kabupaten dulu.” imbuhnya.
Langkah ini, perubahan status kebencanaan, diharapkan dapat mempercepat proses penanganan dan pemulihan di daerah-daerah yang terkena dampak. Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin juga telah meninjau langsung lokasi dan menemui keluarga korban meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Ia juga menyampaikan dukungan dan kekuatan bagi warga Tana Toraja yang berduka. “Kami atas nama Pemerintah Provinsi dan masyarakat Sulawesi Selatan, turut berduka cita pada saudara-saudara kita yang terkena bencana longsor,” ujar Pj Gubernur dalam kunjungannya, Minggu, 14 April malam.
Pj Gubernur menekankan pentingnya langkah penyelamatan dan mengimbau warga di seluruh Sulsel untuk tetap waspada, terutama di daerah rawan longsor. Bahtiar juga sementara memprioritaskan Tana Toraja untuk ditangani agar upaya pencarian korban bisa maksimal.
“Yang paling penting, adalah sekali lagi penyelamatan warga kita dan menangani korban, baik yang meninggal dunia, maupun ada yang luka termasuk juga ada tempat tinggal dan memastikan warga kita makan dan minum cukup dan mereka dalam keadaan sehat semua. Apalagi kondisi hujan, soal kesehatan harus kita perhatikan,” pesannya.