LAYAR NEWS, Makassar – Sulawesi Selatan identik dengan daerah yang kaya dengan budaya. Termasuk olahraga. Masyarakat masa lampau bahkan menggabungkan atau memadukan antara kesenian dan olah ketangkasan fisik. Olahraga tradisional itu disebut dengan A’raga atau Ma’Raga.
Bila bola pada umumnya terbuat dari karet mentah, bola yang digunakan dalam A’raga terbuat dari anyaman rotan berbentuk bulat dengan ukuran diameter 20 cm. Karena anyamannya yang kuat dan rapi, bola raga dapat melenting dengan baik jika disepak atau jatuh di tempat yang keras.
Dilansir dari laman resmi Warisan Budaya Kemendikbud RI, Kamis 22 Februari 2024, dalam naskah (manuskrip) yang memuat cerita rakyat Datu Museng dan Maipa Deapati menceriterakan, permainan raga yang dimainkan oleh anak-anak bangsawan Kerajaan Gowa dan Sumbawa. Permainan Raga ini menjadi ajang untuk adu kemampuan atau kesaktian para anak bangsawan.
Terutama jika mereka bersaing dalam memperebutkan seorang gadis pujaan. Namun kemudian permainan bola raga ini menjadi permainan rakyat yang diwarnai dengan ketangkasan mempermainkan bola yang terbuat dari anyaman kulit rotan tersebut.
Tidak diketahui pasti kapan mulainya permainan ini diperkenalkan dalam masyarakat Makassar. Akan tetapi, permainan ini sudah populer sebelum orang Eropa (penjajah Belanda) memperkenal permainan sepak bola. Sebagian sumber bahkan menyebut bahwa permainan ini berasal dari bangsa Melayu dan Nias, Sumatera Utara.
Pemain bola raga tidak terikat pada jumlahnya, bisa 2 orang, 3 orang atau 6 orang, bahkan bisa lebih. Dalam pertunjukannya, para pemain raga akan mengenakan kostum adat yakni baju dan celana barocci (celana yang agak longgar) dan mengenakan sarung sutra (lipa’ sa’be) serta destar (patonro’) di kepalanya.
Dalam bermain raga, masing-masing pemain akan menunjukkan keterampilannya memainkan bola raga. Baik memainkan dengan kaki atau tangan atau dengan anggota badan lainnya seperti dada, bahu, atau kepala. Permainan raga pada intinya tidak membiarkan raga jatuh dan menyentuh tanah.
Kalau pun ada pemain sengaja yang menyentuhkan bola ke tanah hal itu tujuannya untuk melentingkan bola agar bisa melambung ke udara lebih tinggi. Umumnya para pemain A’raga mempertontonkan skill dalam memainkan bola rotan menggunakan kaki. Bila empunya, bola bahkan dapat dimainkan dengan semua anggota tubuh.
Pemain raga biasanya membentuk pola melingkar. Bola dioper dari satu orang yang sudah beraksi ke pemain lain yang siap untuk menunggu. Dalam acara adat, A’raga biasanya diiringi dengan alunan musik gendang, suling yang identik dengan budaya Bugis-Makassar. Mereka mengelilingi para pemain raga.
(Sumber foto: YouTube Indonesia Tari)