LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Partisipasi pemilih pada Pilwali Makassar masih di bawah 60 persen. Namun tahun ini, terjadi peningkatan partisipasi dibanding dua pilwali sebelumnya.
Komisioner KPU Makassar, Endang Sari mengungkapkan, masih rendahnya partisipasi pemilih karna banyak sebab.
Pemilu 2020 diselenggarakan di tengah wabah Covid-19, ini membuat sebagian masyarakat takut untuk mendatangi TPS.
“Masyarakat takut ke TPS karena covid, penyebab lain karena faktor cuaca yang tidak mendukung, sehingga menghambat distribusi C Pemberitahuan,” ujarnya kepada Layar.news, Senin (28/12/2020).
Pada Pilwali Makassar tahun 2013 partisipasi pemilih sebesar 58,9 persen, pilwali 2018 sebesar 57,2 persen, sementara pilkada 2020 diangka 59,6 persen.
Endang mengatakan, penyebab rendahnya partisipasi pemilih di 2020 dengan 2013 dan 2018 berbeda-beda. Meski begitu, ia tak menjelaskan, sebab dirinya belum menjabat sebagai komisioner KPU Makassar pada 2013 dan 2018.
Kedepannya, KPU Makassar akan membenahi beberapa hal, agar memudahkan pemilih di dalam menggunakan hak pilihnya.
“Lokasi TPS bisa dibuat lebih akurat lagi. Distribusi undangan pemilihan bisa dilakukan lebih cepat dan perlu kerjasama lintas stakeholder, khususnya terkait dengan perekaman KTP-EL. Sehingga masyarakat yang akan melakukan perekaman bisa lebih dimaksimalkan,” terang Endang.
Endang menambahkan, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga merekomendasikan penempatan lokasi TPS warga agar tidak jauh dari rumah masing-masing.
“Mereka (PPK) merekomendasikan agar lokasi TPS juga lebih dekat dengan rumah warga, pelayanan perekaman KTP El lebih cepat dilakukan bagi warga yang belum memiliki KTP El, dan kewajiban rapid test bagi penyelenggara tidak lagi dilaksanakan,” pungkasnya.