LAYAR.NEWS – Pejabat China mengakui vaksin yang mereka kembangkan tidak memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi terhadap virus Corona.
Untuk itu, China tengah mengambil langkah untuk mengoptimalkan vaksin termasuk mengubah dosis dan jarak pemberiannya.
“Vaksin yang tersedia saat ini tidak memiliki perlindungan yang sangat tinggi,” kata Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, dikutip dari Reuters.
Diketahui, China telah mengembangkan sekitar empat vaksin COVID-19 yang penggunaannya telah disetujui oleh publik. Namun hanya dua vaksin yang sampai saat ini diekspor keluar negeri yakni Sinovac dan Sinopharm.
Vaksin Corona yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech memiliki efektivitas dalam mencegah infeksi gejala ditemukan serendah 50,4 persen oleh para peneliti di Brasil. Ini mendekati ambang batas 50 persen, yang ditetapkan para ahli kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer-BioNTech terbukti 97 persen efektif.
Vaksin Sinovac ini telah didistribusikan ke belasan negara termasuk Meksiko, Turki, Indonesia, Hongaria, Brasil dan Turki. Namun, di Indonesia, hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 64 persen dan Turki menyebut vaksin COVID-19 buatan Sinovac manjur 83 persen.
Sementara untuk Sinopharm, belum ada data efikasi yang rinci yang mereka rilis. Namun dua unit vaksin yang dikembangkan Sinopharm masing-masing memiliki tingkat kemanjuran 79,4 persen dan 72,5 persen berdasarkan hasil sementara.
“Data uji tingkat perlindungan vaksin global sama-sama tinggi dan rendah. Bagaimana meningkatkan tingkat perlindungan vaksin adalah masalah yang perlu dipertimbangkan oleh para ilmuwan global,” kata Gao.
Baca berikutnya: Bagaimana Efek Samping Vaksin Covid-19 Saat Berpuasa?