fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Penanganan Bencana di Sulsel Jadi Sorotan

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR.NEWS, Makassar — Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, menyoroti pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana sebagai prioritas utama dalam setiap fase penanggulangan bencana, seperti siaga darurat, tanggap darurat, hingga transisi rehabilitasi dan rekonstruksi. 

Hal ini disampaikan Suharyanto saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi Basah di Provinsi Sulawesi Selatan, di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Makassar, Kamis, 2 Januari 2025. 

“Misalnya dalam fase tanggap darurat berarti kebutuhan dasar masyarakat terdampak ini yakinkan betul terpenuhi secara maksimal itu intinya, salah satunya di fase tanggap darurat,” katanya dalam siaran pers yang diterima, Jumat, 3 Januari 2025.

ADVERTISEMENT

“Kalau membuat posko dan lainnya tambahan, yang terpenting adalah bagaimana kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi seperti makan, minum, air bersih,dan pakaian,” ujar Suharyanto. 

Pada arahannya, Suharyanto mengatakan, agar pimpinan daerah untuk memperhatikan setiap tahapan atau langkah-langkah dalam fase penanggulangan bencana mulai dari siaga darurat, tanggap darurat, hingga transisi rehabilitasi dan rekonstruksi supaya berjalan optimal. 

Suharyanto melanjutkan, apabila dalam setiap fase tersebut pemerintah daerah membutuhkan dukungan pemerintah pusat dalam hal ini BNPB, itu dapat dilakukan dan dimaksimalkan agar penanganan darurat dapat berjalan optimal serta pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat berjalan baik. 

ADVERTISEMENT

Dirinya juga mengapresiasi respons cepat pemerintah daerah dalam menangani bencana yang terjadi di Sulsel. Untuk itu, guna meminimalisir dampak dari bencana tersebut, diharapkan dari rakor ini setiap daerah dapat menyatukan kesiapan dan visi dalam mencegah bencana khususnya di awal tahun 2025. 

“Ada 16 daerah sudah terjadi bencana dan menetapkan statusnya tapi karena kesiapan pemdanya maka itu bisa ditangani. Agar tidak terjadi lebih luas di tahun 2025, maka kita laksanakan rakor ini untuk menyatukan gerak langkah, kesiapan dan seandainya memang ada cuaca ekstrem kita lakukan intervensi sehingga bencananya selesai saja di 16 kabupaten/kota dan daerah lain tidak terjadi,” terang Suharyanto. 

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

2 Meninggal Dunia Saat Longsor-Banjir di Toraja, Begini Rangkuman Kejadian Bencana Daerah Lain

LAYAR.NEWS, Jakarta — BNPB melaporkan, memasuki akhir minggu ketiga bulan Januari, tercatat kejadian bencana yang berdampak signifikan meliputi banjir,...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT