LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Islam Negeri (UIN), Firdaus Muhammad mengatakan, Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin dan Wali Kota terpilih, Moh Ramadhan (Danny) Pomanto, sebaiknya tidak perlu bertemu.
Menurutnya, kedua nya seharusnya memiliki inisiatif untuk bertemu. Tetapi kalau terlanjur “macet” sebaiknya tidak bertemu.
“Tapi karena sudah macet prosesnya, sebaiknya keduanya tidak perlu bertemu. Pak Pj fokus tuntaskan masa jabatan dan pak DP tunggu dilantik dan siap kerja,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (14/2/2021).
Menurutnya, pertemuan antara Rudy dan Danny masih bisa terjadi mengingat banyak hal yang mesti dibicarakan. Apalagi Makassar sudah lama tidak dipimpin oleh pemimpin definitif.
Pertemuan kedua figur ini harusnya tidak perlu dipaksakan agar tidak tercipra opini negatif di masyarakat yang berimbas kepada hubungan Danny ke Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.
“Pak DP juga terbebani jika dikesankan berkonflik dengan Pj. Khawatirnya bermuara pada hubungannya dengan NA sebagai atasan DP dalam pemerintahan nantinya,” katanya.
Sebelumnya, Rudy telah berupaya untuk menemui Danny hanya saja ia mengutus bawahanya untuk bertemu.
Alasanya, Rudy mengirim bawahanya untuk menjadwalkan pertemuannya bersama Danny. Namun pertemuan tersebut gagal sebab Danny menilai jadwal pertemuannya dengan utusan Rudy tidak tepat karena dilakukan secara mendadak dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
“Kalau ada utusan, seharusnya sekadar menjejaki bukan perwakilan Pj. Pak DP sejatinya terima agar proses pertemuannya berjalan baik,” terang Firdaus.
Soal pelantikan Danny yang rencananya akan dilakukan 17 Februari. Namun, saat ini Nurdin Abdullah belum mendapat kepastian jadwal pelantikan dari Kemendagri.
Firdaus mengatakan, pelantikan kepala daerah tidak perlu menjadi polemik di publik sebab ada Kemendagri yang akan menentukan.
“Kita tunggu putusan mendagri. Tidak perlu dipolemikkan,” tutupnya.
Ketika berita ini diturunkan, ada kabar terkait pertemuan Danny bersama Rudy Djamaluddin di Balaikota.