LAYAR.NEWS – WHO mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang sedang menjalani isolasi mandiri, untuk memiliki oximeter.
Oximeter (pulse oximeter) merupakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini penting karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh umumnya tidak menimbulkan gejala.
Belum lama ini, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan (Danny) Pomanto juga mewajibkan pasien isolasi mandiri di rumah untuk memiliki alat pengukur saturasi oksigen atau Oximeter.
Namun, tak hanya untuk Covid-19, alat ini juga berperan penting untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah yang bisa menurun akibat berbagai kondisi atau penyakit lain, seperti Asma, Pneumonia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Gagal jantung, Anemia, dan Asfiksia.
Oximeter umumnya berbentuk klip yang digunakan dengan cara dijepitkan di jari tangan. Setelah terpasang, sensor pada alat oximeter akan mengevaluasi jumlah hemoglobin atau zat di dalam sel darah merah yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Cara Menggunakan Oximeter
Alat oximeter dilengkapi dengan layar monitor kecil. Pada layar monitor tersebut, akan ditampilkan hasil pengukuran kadar oksigen dalam darah.
Berikut ini adalah beberapa tips dan cara menggunakan oximeter dengan baik dan benar yang dikutip dari Alodokter:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.
- Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
- Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.
- Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di antara capit oximeter.
- Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur kadar oksigen dalam darah.
- Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.
Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95% atau lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia jika nilai saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92%. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter.
Baca berikutnya: Teknik Proning, Bantu Tingkatkan Saturasi Oksigen Pengidap Covid-19