No menu items!
ADVERTISEMENT

Perang Masih Panjang, Putin: Kami Sadar Apa Itu Senjata Nuklir

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR NEWS — Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui perang masih panjang di Ukraina. Akan tetapi, dia mengatakan belum ada rencana untuk memobilisasi tentara lagi saat ini.

Putin terbilang jarang berbicara tentang kemungkinan durasi perang di Ukraina, konflik bersenjata yang dia mulai lebih dari sembilan bulan lalu. Namun, dalam pertemuan dengan para pendukung setianya yang disiarkan oleh televisi, dia mengatakan perang tidak akan selesai dalam waktu singkat.

“(Perang) ini bisa menjadi proses yang panjang,” ujarnya dalam pertemuan itu, Rabu (7/12/2022), seperti dikutip kembali Reuters.

ADVERTISEMENT

Pasukan Rusia dipaksa mundur dari beberapa daerah yang telah mereka duduki di Ukraina. Kemunduran itu menyusul serangan balik oleh pasukan Kiev di wilayah timur dan selatan Ukraina, seiring meningkatnya stok persenjataan kiriman Barat, sejak Juli.

Dalam pidatonya, Putin mengatakan, risiko perang nuklir memang meningkat. Akan tetapi, Rusia tidak akan mengancam negara lain secara sembarangan bahwa Moskow bakal menggunakan senjata semacam itu.

“Kami belum gila, kami menyadari apa itu senjata nuklir,” kata Putin.

ADVERTISEMENT

“Kami memiliki sarana (senjata nuklir) ini dalam bentuk yang lebih maju dan modern daripada negara nuklir lainnya… Tapi kami tidak akan berkeliling dunia sambil mengacungkan senjata ini seperti pisau cukur,” ujarnya.

Dia mengatakan, sekitar 150.000 dari 300.000 tentara cadangan Rusia yang dimobilisasi pada September dan Oktober lalu telah dikerahkan ke Ukraina. Sebanyak 77.000 orang di antara mereka sudah berada di unit tempur. Sementara 150.000 sisanya masih berada di pusat pelatihan.

“Dalam kondisi seperti ini, berbicara tentang tindakan mobilisasi tambahan tidak diperlukan,” ucap Putin.

ADVERTISEMENT

Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Rusia mengklaim, tujuan dari operasi khususnya adalah untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina. Sebagai tanggapan atas tindakan Rusia itu, negara-negara Barat dan sekutunya menjatuhkan beragam sanksi terhadap Moskow, sembari memasok berbagai persenjataan ke Ukraina.

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

Wali Kota Makassar Siap Fasilitasi dan Permudah Pelaksanaan Event, Regulasi Segera Digodok

Pemkot Makassar menegaskan komitmennya dalam mendukung industri event dengan menghadirkan regulasi yang jelas serta fasilitas representatif.
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT