LAYAR NEWS, MAKASSAR – Desir ombak yang tenang kini dipadu dengan semangat baru di Kepulauan Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Sebelumnya, masyarakat setempat hanya mengandalkan genset dan penerangan seadanya untuk kegiatan sehari-hari.
Padahal, kepulauan ini menyimpan kekayaan hasil laut dan potensi wisata alam yang sangat memukau. Dengan luas lautan terbesar ke-4 di Indonesia, potensi ini bila dikelola secara profesional dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Jika dimaksimalkan, potensi laut Kabupaten Pangkep juga dapat berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kehadiran inovasi energi bersih dari PT PLN (Persero) sangat diapresiasi. Kini, listrik bersih 24 jam telah dinikmati warga Pulau Polewali, Pulau Saugi, dan Pulau Sapuli. Selanjutnya, PLN juga memperluas akses listrik ke Pulau Laiya.
Berkat energi baru terbarukan (EBT), wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) ini kini diterangi oleh 224 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro serta sistem penyimpanan energi melalui program SuperSUN.
Tak berhenti di situ, PLN berencana menambah 109 unit SuperSUN untuk menerangi lebih banyak wilayah.
SuperSUN sendiri merupakan pembangkit listrik tenaga surya individual dengan kapasitas daya 900 Volt Ampere (VA) dan dilengkapi kWh meter prabayar.
Sistem ini terdiri dari PV Panel berkapasitas 440 Wp – 700 Wp serta baterai berkapasitas 2 kWh. Keberadaan listrik ini menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama bagi nelayan yang memulai usaha baru.
Jipa, warga Pulau Polewali, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik bersih di rumahnya.
“Alhamdulillah, kami warga Pulau Polewali sangat bersyukur bisa menikmati listrik 24 jam dari PLN. Kini, kami bisa menyalakan kipas angin, menonton TV di siang hari, dan menjalankan aktivitas dengan lebih mudah. Terima kasih kepada PLN atas perhatian dan akses listrik yang diberikan,” ujarnya.
Jipa menceritakan bahwa sebelumnya ia harus mengeluarkan biaya Rp210 ribu per bulan hanya untuk menyalakan genset dari pukul 18.00 hingga 22.00.
Kini, dengan listrik menyala 24 jam, ia hanya perlu membayar sekitar Rp50 ribu per bulan. Listrik juga dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti mengoperasikan pompa air, kulkas, dan mendukung proses belajar anak-anak.
Dahulu, para nelayan harus menempuh perjalanan sejauh 12,4 km ke daratan Pangkep hanya untuk membeli es batu sebelum melaut.
Dengan kehadiran listrik, mereka kini dapat menggunakan freezer untuk menyimpan ikan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Tiara, warga lainnya, juga merasa terbantu oleh SuperSUN dari PLN. Ia memulai usaha kecil-kecilan menjual makanan dan minuman dingin.
“Dengan adanya listrik 24 jam, kami bisa memulai usaha kecil dan menambah peralatan elektronik seperti kulkas untuk menyimpan bahan makanan. Usaha kami kini bisa meraup omzet Rp80 ribu bahkan paling besar bisa sampai Rp 250 ribu per hari,” jelasnya.
Selain itu, listrik juga berperan dalam peningkatan sektor kesehatan. Siti Farida, bidan Puskesdes Pulau Laiya, mengungkapkan bahwa sebelumnya suplai listrik hanya mengandalkan genset yang menyala tiga jam per hari.
“Pernah ada kejadian di malam hari, saat seorang warga terluka dan kami harus menjahit lukanya dengan penerangan senter karena tidak ada listrik,” jelasnya.
Kini, dengan hadirnya listrik dari PLN, layanan kesehatan menjadi lebih baik.
Pada kesempatan lain, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyampaikan komitmen PLN untuk terus mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T.
“SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Kami optimis, upaya ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Budiono.