LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel). Ashari Fakhsirie Radjamilo mengungkapkan bahwa salah satu potensi baru ekspor Sulsel adalah komoditi Sarang Burung Walet.
Sayangnya, saat ini Sulsel belum dapat melakukan ekspor langsung atau direct flight komoditi ini. Pasalnya, masih terkendala pada tempat pencucian air sarang burung walet (rumah prosessing).
“Kalau sarang burung walet itu sampai sekarang belum ada yang kita direct langsung pasti melalui Surabaya dulu,” ujarnya.
Sehingga pencatatannya tidak masuk pada daftar komoditi ekspor Sulsel. Ashari mengaku telah meminta kepada Kementerian Perdagangan, agar memfasilitasi rumah prosessing. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari permintaan tersebut.
“Itu pernah kami sampaikan ke kementerian agar supaya kami disiapkan di sini semacam rumah tempat cuci pemisahan airnya itu bisa kita siapkan sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” jelasnya.
Jika Sulsel telah memiliki rumah prosessing, lanjut Ashari, ekspor sarang burung walet tidak harus lagi melalui Surabaya. Maka itu, pihaknya saat ini berupaya untuk mencari investor untuk berinvestasi.
“Sekarang ini kami sedang mencari perusahaan untuk berinvestasi menghadirkan rumah prosessing untuk sarang burung walet,” jelasnya.
Ia menyebut jika ekspor Sarang Burung Walet bisa dilakukan direct flight (penerbangan langsung) tanpa melalui Surabaya, hal tersebut dapat menguntungkan antara lain nilainya ekspornya dapat tercatat di provinsi.
Apalagi menurutnya, hampir di seluruh Kabupaten kota di Sulsel memiliki potensi komoditi sarang burung walet utamanya di Kabupaten Barru, Pare-pare dan Pinrang.
“Keuntungannya kalau direct flight nilai ekspornya tercatat di Sulsel serta nilai produksinya lebih tinggi,” pungkasnya.
Baca berikutnya: Januari 2022, Ekspor Sulsel Tembus Rp1,8 Triliun