fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Prinsip Bisnis Jusuf Kalla, Agama Bukan Faktor Penghalang Mencapai Kesuksesan

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR NEWS, MAKASSAR — Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, memaparkan kunci menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) di acara “Mihrab Summit dan Expo 2023” di Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu, 5 Juli 2023. Dalam kesempatan tersebut, JK menyampaikan bahwa bisnis tidak mengenal agama.

Pernyataan tersebut mungkin menunjukkan pandangan JK bahwa dalam dunia bisnis, faktor agama tidak harus menjadi penghalang atau pembatas dalam mencapai kesuksesan.

“Dalam prinsip bisnis, ia tidak mengenal agama. Bisnis itu hanya mengenal tiga hal, yaitu lebih cepat, lebih murah dan lebih baik,” kata JK di hadapan ratusan peserta acara tersebut.

ADVERTISEMENT

JK menekankan pentingnya memisahkan urusan agama dengan urusan bisnis, sehingga seseorang dapat fokus pada kompetensi, inovasi, dan strategi yang diperlukan dalam menjalankan usaha.

Pendekatan ini mengarah pada ide bahwa dalam dunia bisnis, kolaborasi dan keragaman dapat menjadi kekuatan yang positif untuk mencapai keberhasilan.

Dengan mengesampingkan perbedaan agama, individu dapat bekerja sama dalam membangun usaha yang sukses dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Pernyataan tersebut mengemuka terkait maraknya fenomena tentang bisnis syariah serta industri halal dalam beberapa dekade terakhir.

Pandangan JK ini merujuk pada pandangan bahwa bisnis yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah atau halal memiliki kriteria khusus dan mungkin memerlukan pendekatan dan persyaratan tambahan yang tidak diperlukan dalam bisnis konvensional.

Menurutnya, memperluas peluang dan mempertimbangkan berbagai aspek bisnis, tanpa terbatas pada prinsip-prinsip agama tertentu, dapat membuka pintu untuk inovasi dan pertumbuhan yang lebih luas dalam dunia bisnis.

ADVERTISEMENT

“Jangan memperkungkung dan mempersempit diri sendiri. Bagi saya, prinsipnya sederhana, jangan batasi industri halal. Karena dalam muamalah, semua halal, terkecuali yang dilarang. Yang dilarang juga tidak banyak,” ungkap JK.

“Jadi saya usulkan, buat saja daftar yang haram. Kalau tidak ada di dalam berarti halal dan itu langsung laksanakan,” sambungnya.

Ketua Umum Dewan Mesjid Indonesia (DMI) itu juga menyinggung tentang urgensi seminar dalam kesuksesan menjadi pengusaha.

Ia menilai, bahwa tidak ada relevensi antara rajin mengadakan seminar dengan kesuksesan. Walau itu adalah bagian dari mendapatkan ilmu.

“Masalah kita bukan seminar dan konferensi, terima sertifkat dan lain-lain. Tapi masalah kita adalah kurang semangat dan kurang kerja keras. Seminar itu bisa untuk menambah relasi,” papar JK

Ia juga membandingkan kondisi pengusaha di Sulawesi Selatan tahun 1960 hingga 1970an. Saat itu, banyak pengusaha-pengusaha yang tidak pendidikannya hanya sampai SMA. Sebagian bahkan tidak lulus SD. Mereka juga tidak pernah ikut-ikut seminar seperti sekarang.

“Makanya saya juga kurang sreg dengan seminar, sebab makin banyak dibicarakan, makin banyak ongkosnya, makin tidak dilaksanakan. Dan perlu saya tegaskan, tidak ada negara maju dari seminar,” ujar JK lagi.

Olehnya itu, JK kembali menegaskan, kunci menjadi pengusaha adalah kerja keras, semangat, pengetahuan dan mengetahui produknya.

“Jika itu dipadukan maka saya yakin akan maju dan berkembang,” ungkap Mantan Ketua Umum Golkar tersebut.

Jusuf Kalla menyampaikan nasehat bahwa Islam memiliki kelebihan dibanding agama lainnya karena agama ini mengajarkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Menurut JK, Rasulullah Muhammad SAW memiliki latar belakang sebagai seorang pedagang, sehingga umat Islam tidak memiliki alasan untuk tidak mengikuti jejak beliau dalam berusaha dan berbisnis.

JK juga menyebut bahwa Islam memiliki pedoman yang dikenal sebagai rukun Islam. Dalam rukun tersebut, pencapaian tertinggi terdapat pada rukun Islam keempat dan kelima, yaitu membayar zakat dan melaksanakan haji.

Namun, JK menganggap ironis bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia tidak mampu atau tidak berhasil memenuhi kelima rukun tersebut.

“Itu berarti umat Islam dituntut untuk kaya sebab anda tidak akan bisa bayar zakat dan naik haji jika tidak kaya. Sekarang silahkan berniat untuk berusaha dan kaya dengan catatan untuk beribadah,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

Penting! Kemenag Sampaikan Pemberitahuan Perlengkapan Tas dan Barang Bawaan Jemaah Haji

LAYAR.NEWS, Makassar — Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Kemenag Sulsel, telah mengumumkan pemberitahuan penting tentang perlengkapan tas dan barang...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT