LAYAR NEWS, MAKASSAR — Ketua DPD II Partai Golkar Makassar, Munafri Arifuddin, telah dipastikan akan menjadi calon dalam perebutan kursi DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia akan berlaga di Daerah Pemilihan (Dapil) Makassar A.
Abdul Wahab Tahir, Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) Partai Golkar Makassar, dengan tegas menyatakan bahwa Munafri adalah simbol dari partai dan dianggap sebagai seorang kader yang amanah dalam menjalankan perintah dan visi partai.
“Pak Appi (sapaan akrab Munafri) masuk bursa caleg DPRD Sulsel setelah melewati masa pencermatan. Ini harus dilaksanakan, tidak ada tawar menawar, karena perintah ini langsung dari dua tingkat di atas DPD II,” kata dia.
Legislator DPRD Makassar itu mengatakan, bertarungnya Appi di Dapil Makassar A secara otomatis mewajibkan semua kader untuk memenangkannya. Sebab, ketua partai adalah marwah bagi Golkar.
“Di Golkar, ketua partai adalah marwah, simbol. Tentu secara etika, semua kader wajib memenangkannya juga. Termasuk caleg DPRD Makassar yang dapilnya masuk di cakupan dapil Pak Appi juga,” jelasnya.
Wahab yang merupakan seorang legislator DPRD Makassar, menyatakan bahwa Appi bertarung Dapil Makassar A memiliki implikasi yang signifikan bagi kader-kader Partai Golkar.
Menurutnya, karena Munafri adalah seorang ketua partai, dukungan dan upaya untuk memenangkannya dalam pemilihan menjadi suatu kewajiban bagi semua kader Golkar.
Dikatakan bahwa Ketua partai memiliki peran dan makna yang penting dalam menjaga integritas dan citra partai. Oleh karena itu, dukungan dan kerja sama dari kader-kader partai untuk memenangkan calon yang diusung oleh ketua partai dianggap sebagai upaya menjaga marwah atau reputasi Partai Golkar.
“Sudah ada sembilan caleg di Makassar A. Target kami dua kursi. Kabarnya (bacaleg) Andi Debbie mundur, tapi semoga tidak. Kalaupun mundur, saya rasa Pak Appi sangat layak menggantikan di nomor urut 1. Sekarang kan Pak Appi nomor urut 3, yang nomor 2 Nasran Mone,” bebernya.
Meskipun bertarung di DPRD provinsi, Appi juga dipastikan maju juga menjadi calon wali kota Makassar, mengingat dia punya kans di Pilkada. Sehingga, peluang kemungkinan PAW sangat besar terjadi.
“Kalau wali kota, harga mati kami dorong Pak Appi. Kami sudah ancang-ancang itu. Kami tidak pikir dulu siapa penggantinya, yang penting menang dulu. Apalagi Dapil A kami ambil karena basis pemilih pada 2019 memang besar di sana,” terangnya.