No menu items!
ADVERTISEMENT

Semua Capres Jadi Sasaran Hoaks Politik di Pemilu 2024, Siapa Terbanyak?

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR NEWS, Makassar – Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) menyebut semua calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menjadi sasaran utama hoaks politik. Hoaks tentang mereka ada yang bernada positif (melebih-lebihkan kandidat), sebagian bernada negatif (yang menyerang atau memfitnah kandidat). 

Temuan Mafindo, Anies Baswedan menjadi kandidat yang paling banyak disebut dalam narasi hoaks. Sebanyak 206 bernada positif, dan 116 bernada negatif. Selanjutnya Ganjar Pranowo (63 positif, 73 negatif), Gibran Rakabuming Raka (12 positif, 74 negatif). 

Sementara Prabowo Subianto (28 positif, 66 negatif), Mahfud MD (44 positif, 5 negatif), dan Muhaimin Iskandar (17 positif, 5 negatif). Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengatakan, konten hoaks politik itu masih didominasi saling serang antarpendukung kandidat. 

ADVERTISEMENT

Sedangkan tingkat polarisasi dengan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024 ini menurut Mafindo tidak setinggi dibandingkan dengan momentum Pemilu 2019 dengan capres head to head Joko Widodo dan Prabowo. 

“Namun, jika pilpres masuk ke putaran kedua, perlu diwaspadai peningkatan hoaks dan ujaran kebencian yang menggunakan isu SARA,” ujar Septiaji dalam siaran pers Mafindo yang diterima jurnalis, Jumat, 2 Februari 2024.

Topik hoaks apa saja?

Septiaji menyebut topik hoaks yang paling banyak ditemukan adalah dukungan/pengakuan kepada kandidat (33.1%), diikuti isu korupsi (12.8%) dan penolakan terhadap kandidat (10.7%), dan karakter atau gaya hidup negatif kandidat (7.3%). Sedangkan isu kecurangan pemilu sebesar 5% dan isu SARA 3.9%.

ADVERTISEMENT

“Isu kecurangan pemilu harus disikapi dengan sangat serius oleh penyelenggara pemilu. Karena isu ini yang diprediksi meningkat tajam setelah hari-H (14 Februari 2024), dan berpotensi membuat orang menolak hasil pemilu dan memantik keonaran,” tegas Septiaji.

“Kami sudah menemukan beberapa konten hoaks yang mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu seperti hoaks mobilisasi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), hoaks sistem teknologi informasi (TI) KPU, dan isu keberpihakan penyelenggara pemilu,” sambung Septiaji.

Upaya menangani hoaks menurutnya, tidak cukup dengan fact checking atau pemeriksaan fakta. Dia memandang sangat penting upaya pencegahan dalam bentuk vaksinasi informasi atau prebunking. Caranya dengan menyajikan konten yang bisa mengedukasi publik sehingga memiliki kekebalan atau imun kuat saat terpapar hoaks. 

ADVERTISEMENT

Saat ini Mafindo bekerja sama dengan Bawaslu RI dan Koalisi Masyarakat Sipil Lawan Disinformasi Pemilu 2024 yang terdiri dari 20 organisasi masyarakat sipil, serta Koalisi Cekfakta.com dengan 25 media online dan Koalisi DAMAI dengan 11 organisasi, berkolaborasi menghadang hoaks Pemilu 2024. 

Kolaborasi itu berupa monitoring, pelaporan, dan penanganan hoaks yang sedang dilakukan. Selain itu, koalisi juga memproduksi konten prebunking atau pencegahan hoaks pemilu terutama dalam bentuk video. “Kolaborasi ini perlu terus diintensifkan dengan melibatkan platform digital, penyelenggara pemilu, pemerintah, dan warganet,” Septiaji menyudahi.

(Sumber foto: Kaspersky.com)

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

ADVERTISEMENT

Terkini

Pendaftaran Polri Dibuka, Plt Kabag Dalpers Ro SDM Polda Sulsel Sebut Kualitas Bimbel D’Mentor Academy Ok

LAYAR.NEWS, Makassar — Pendaftaran anggota Polri tahun ini 2025, telah resmi dibuka melalui jalur Akademi Kepolisian (Akpol), Bintara, dan...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT