LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Polsek Kawasan Bandara Sultan Hasanuddin mengamankan 18 calon penumpang di Bandara Internasional Hasanuddin, yang terbukti menggunakan surat rapid antigen palsu.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, mengaku heran dan kaget mendengar kabar tentang 18 orang calon penumpang pesawat tujuan Surabaya dan Bali tersebut.
Pasalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah menggelontorkan anggaran untuk pemeriksaan Rapid Antigen gratis di beberapa titik di Sulsel, untuk kebutuhan masyarakat yang ingin berpergian.
“Saya mau tanya kenapa orang cari yang palsu sementara yang asli itu gratis. Logikanya di mana?” ujar Nurdin di Kantor Gubernur, Senin (01/02/2021).
Nurdin sangat menyayangkan sikap masyarakat Sulsel memilih membeli Rapid Test palsu dengan harga murah.
Diketahui, ke-18 calon penumpang tersebut mengaku mendapatkan surat Rapid dari pejabat Rumah Sakit Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar. Dengan harga Rp250-300 ribu untuk satu penumpang.
“Di bandara gratis, di garuda gratis, ada lagi di yayasan jantung. Jadi tidak ada asalan memalsukan. Ngapain mau beli, ada yang gratis kok,” tutur Nurdin.
“Tidak ada alasan untuk mencari yang palsu karena pemerintah sudah siapkan yang asli dan tanpa berbayar. Jadi apa motifnya mereka pergi cari yang palsu? Kan biasanya menghindari biaya, sementara biaya kita gratisnya,” lanjutnya.
Terpisah, Kapolsek Kawasan Bandara Sultan Hasanuddin, Iptu Asep Widianto, mengatakan pihaknya masih dalam proses gelar perkara terkait oknum pemalsuar surat hasil tes Rapid Antigen tersebut.
“Sementara masih di polres datanya. Hasil belum diketahui, masih gelar perkara,” ujarnya kepada Layar.News via telepon, Senin (01/02/2021).
Ia mengungkapkan dua pelaku sudah tertangkap. Antara lain, pelaku berinisial AH (39) ditangkap di rumah salah satu keluarganya di wilayah Kecamatan Tanralili, Maros, Sulawesi Selatan. Sementara pelaku lainnya berinisial AH ditangkap pada Minggu (31/1/2021) dini hari.
“Sekretaris RS UIT yang melakukan. Penangkapannya di Tanralili, Maros, dia orang Maros. Inisialnya AH,” pungkas Asep.
Baca berikutinya :
Baca berikutinya : Gara-gara Nokia, Film James Bond “No Time to Die” Ditunda