LAYAR.NEWS, Jakarta — Sepanjang bulan suci Ramadan, Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) Kementerian Agama meluncurkan program unggulan bertajuk ‘Membumikan Al-Qur’an di Nusantara’.
Program ini menghadirkan terjemahan Al-Qur’an dalam 30 bahasa daerah di Indonesia sebagai upaya membumikan pesan langit agar lebih dekat dengan masyarakat di berbagai penjuru Nusantara.
Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani menegaskan, program tersebut merupakan bagian dari komitmen Kemenag dalam memperluas akses pemahaman Al-Quran bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Harapan kami, program ini tidak hanya membantu umat memahami Al-Quran dalam bahasa daerahnya, tetapi juga menggali kearifan lokal serta membangun kebanggaan nasional. Ramadan adalah momentum yang tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Quran,” jelasnya dilansir dari laman resmi Kemenag RI, Sabtu, 1 Maret 2025.
Melalui inisiatif ini, lanjut Kaban, BMBPSDM meneguhkan perannya dalam moderasi beragama dan literasi keagamaan. Ke depan, penerjemahan Al-Quran ke berbagai bahasa daerah akan terus diperluas.
Agar semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati dan memahami makna Al-Quran dalam konteks budaya mereka sendiri. “Dengan begitu, semangat membumikan pesan langit benar-benar hadir dalam wajah nusantara,“ tuturnya.
Sekretaris BMBPSDM Ahmad Zainul Hamdi menegaskan, melalui inisiatif tersebut, pihaknya ingin memastikan makna Al-Quran dapat tersampaikan dengan lebih baik kepada umat muslim yang kurang familiar dengan bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.
Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan BMBPSDM bertanggung jawab atas produksi program ini yang dikemas dalam bentuk video berdurasi tiga menit, menampilkan pembacaan ayat Al-Quran oleh seorang qariah yang dilengkapi dengan saritilawah dalam bahasa daerah setempat.
“Setiap hari selama Ramadan, kami akan menayangkan satu terjemahan dalam bahasa daerah yang berbeda. Harapannya, umat Islam dari berbagai suku dapat lebih mudah memahami kandungan Al-Quran dalam bahasa ibu mereka,” ungkap Sesban.
Adapun bahasa daerah yang digunakan dalam program tersebut yaitu Gorontalo, Jawa Banyumasan, Sunda, Dayak Kayanatn, Bali, Bugis, Minang, Melayu Ambon, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Betawi, Dayak Ngaju, Toraja, Gayo.
Kemudian Ternate, Madura, Aceh, Makassar, Kaili, Bolaang Mongondow, Mandar, Using Banyuwangi, Banjar, Tolaki, Bima, Cirebon, Batak Angkola, Sasak Lombok, Melayu, dan Kupang.
“Dalam proses produksi, BMBPSDM memastikan bahwa saritilawah diisi oleh penutur asli dari setiap daerah guna menjaga keaslian dialek dan logat,” Sesban menerangkan.
“Dengan demikian, nuansa kebatinan serta budaya lokal tetap terjaga, sehingga pesan Al-Qur’an dapat lebih mengena dan menyentuh hati masyarakat setempat,” ucapnya.
Program akan tayang mulai hari pertama Ramadan melalui berbagai platform media sosial resmi BMBPSDM, termasuk Instagram @balitbangdiklat, TikTok Balitbang Diklat, Facebook Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, serta YouTube @Balitbangdiklat.
“Selain Membumikan Al-Quran di Nusantara, BMBPSDM juga menghadirkan program Kuliah Tiga Menit (Kultim) yang berisi tausiyah singkat selama tiga menit dari para pejabat dan pegawai BMBPSDM. Kultim ini juga akan tayang setiap hari di kanal media sosial yang sama,“ pungkasnya.