LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Pengamat Ekonomi dari Universitas Bosowa Makassar, Dr A Arifuddin Manne memprediksi tingkat pengangguran dan kemiskinan di kota Makassar akan meningkat di tengah pandemi covid.
Berdasarkan jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota pada September 2020, Kota Makassar terendah dengan persentase tercatat 4,54 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten/Kota di Sulsel, pada Agustus 2020 Kota Makassar mencatat TPT tertinggi yakni 15,92 persen
“Sangat jelas potensi pengangguran dan kemiskinan semakin tinggi khususnya yang ketergantungannya usaha di Malam hari,” ujarnya, Kamis (12/8/2021).
Arifuddin mengatakan, Pemerintah harus mendata masyarakat di level menengah yaitu calon masyarakat miskin.
“Pemerintah kota perlu menambah jaring pengaman sosial, yang rawan ini adalah masyarakat di level yang rentan miskin, kalau secara nasional jumlahnya sampai 115 juta orang,” ujarnya.
Ia menyarankan agar jaring pengaman sosial lebih difokuskan pada masyarakat. Sebab, beberapa bantuan sosial yang sudah tersedia harus lebih mudah diakses. Sehingga masyarakat kelas bawah ter-cover oleh pemerintah.
Arifuddin mengatakan, pemerintah mesti mengatasi permasalahan masyarakat yang kelaparan di masa pandemi covid-19, disebabkan hilangnya pendapatan warga akibat PPKM level IV.
“Sementara masyarakat kelas bawah itu butuhnya mengatasi lapar, masyarakat yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan. Itu dulu yang sangat penting diperhatikan, infrastruktur bukan menjadi prioritas,” tandasnya.
“Fokus dulu pada masyarakat yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan sehingga perlu adanya pengaman sosial, adanya PPKM untu bukan saatnya pemerintah menyeimbangkan pergerakan ekonomi dan penanganan kesehatan,” lanjutnya.
Dekan Fakultas Ekonomi Unibos ini mengatakan, pemerintah mesti mengevaluasi kebijakan PPKM level IV.
“Sistem PPKM perlu dievaluasi karena terbukti tidak efektif menangani pandemi dan menyelamatkan perekonomian Masyarakat,” tutupnya.
Baca berikutnya: BI Catat Inflasi Sulsel 0.09% pada Juli 2021