LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Gempa berkekuatan Mangitudo 6,2 menggoncang Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), pada 15 Januari 2021 dini hari. Di tengah goncangan dahsyat itu, Puji Nilam Sari (26) bersama suami dan dua anaknya berusaha menyelamatkan diri. Ia berusaha keluar dari bangunan rumahnya.
Mereka panik. Sulit untuk berjalan di tengah goncangan. Mereka pun merangkak hingga melompat ke luar rumah. Pundak Puji pun cedera karena tertimpa pintu rumah saat melompat ke luar.
“Saya tidak bisa berdiri. Saya merangkak keluar dan langsung melompat. Jadi pundak ini kena pintu,” kisah Puji yang kini berada di UPT Pusat Pelayanan Rehabilitas Sosial Anak Inang Matutu, Kota Makassar.
Trauma. Sudah tentu. Namun, dukungan suami membuat Puji bisa tetap kuat.
“Saya trauma. Tapi bapaknya bilang jangan terlalu dipikir, yang penting selamat,” lanjutnya.
Puji dan keluarga pun mengungsi di tempat pengungsian terdekat. Dengan trauma yang terus menghantui, Puji dan pengungsi lainnya masih harus berjuang di tengah cuaca buruk. Hujan yang terus mengguyur lokasi pengungsian. Bahkan, angin kencang beberapa kali berhasil mengoyakkan tenda. Akhirnya mereka pasrah tidur beralaskan genangan air hujan.
“Kasihan anak-anak mbak. Makanan tercukupi, tapi tenda sempat bocor jadi tidurnya di atas banjir,” ungkapnya.
Puji sempat nekat kembali ke runtuhan rumah. Untuk mengambil beberapa helai baju. Saat pulang, ia melihat pemandangan kampung yang suram pasca gempa. Rumah-rumah hancur.
“Saya beranikan diri pulang ke rumah ambil pakaian. Karena baju cuma yang di badan saja. Jalanan itu suram mbak, ada aroma air laut juga. Saya lihat rumah itu hancur,” jabar Puji dengan mata berkaca-kaca.
Tak Ingin Lagi Kembali ke Sulbar
Kini Puji enggan kembali ke Sulbar. Dirinya yang merupakan asli Gresik memilih untuk pulang ke tanah Jawa. Wanita berhijab ini dengan antusias mengatakan sempat bertemu dengan Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat berada di tenda pengungsian di Mamuju. Ia meminta untuk dipulangkan ke Jawa Timur.
“Saya bilang ke ibu Risma, bu kita itu maunya cuma pulang kampung. Karena hidup di mamuju ini masih trauma. Anak-anak takut,” ujarnya mengulai permintaan saat bertemu Tri Rismaharini.
Cukup berat untuknya jika harus pulang dengan dana pribadi dari Sulbar ke Jawa. Ia pun menangis dan memohon pada Tuhan. Bahkan, ia meminjam uang pada temannya.
“Saya nangis. Ya Allah bagaimana ini bisa pulang? Sampai pinjem uang ke teman. Nggak masalah malu. Daripada tinggal di sini, saya takut,” ungkapnya dengan suara berat.
Beruntung, ternyata pemerintah menyediakan pesawat Hercules milik TNI. Ia dapat mengungsi ke Makassar secara gratis.
“Untungnya ada pesawat herkules gratis mbak, dan dibawa ke sini (Makassar). Sedikit lebih baik, dan semoga cepat dipulangkan ke Gresik,” harapnya.
Di depan mata Puji semua terjadi. Rumah yang runtuh, kerabat yang kehilangan keluarga, hingga kondisi pengungsian yang menyedihkan. Semua terpatri di ingatan Puji. Ia enggan kembali ke Sulbar.
“Saya sudah tidak mau lagi kembali ke sini (Sulbar) mbak,” tutupnya dengan suara bergetar.