fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Update Longsor di Tambang Ilegal Solok: 12 Tewas, 11 Selamat, 2 Masih Dicari

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR.NEWS, Jakarta — BNPB terus memantau perkembangan situasi tanah longsor yang terjadi di kawasan tambang ilegal di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat. Longsor yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil ini terjadi pada Kamis, 26 September 2024, sekitar pukul 17.00 WIB. 

BNPB sempat menginformasikan dan menyebut bahwa korban tewas dalam peristiwa itu berjumlah 15 orang. Namun setelah BNPB memferivikasinya, korban tewas hingga hari ini, Sabtu, 28 September, pukul 12.00 WIB berjumlah 12 orang, 2 masih dicari dan 11 orang selamat.

“Kesalahan komunikasi terjadi akibat sulitnya jaringan di lokasi kejadian yang merupakan area blank spot, sehingga informasi awal yang diterima tidak sepenuhnya akurat,” tulis keterangan dalam siaran pers yang diterima dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu petang.

ADVERTISEMENT

Lokasi kejadian berada di Kecamatan Hiliran Gumanti, tepatnya di Nagari Sungai Abu. Kawasan ini dikenal sebagai area tambang ilegal, tempat diperkirakan 25 orang yang terdampak sedang bekerja ketika longsor terjadi.

Daftar korban meninggal dunia adalah sebagai berikut:

1. Safrul Jamil (36 tahun, L, Talang Timur)

ADVERTISEMENT

2. Dasriwandi (47 tahun, L, Talang Barat)

3. Doris Purba Ananda (30 tahun, L, Panasahan)

4. Yedrimen (44 tahun, L, Talang Barat)

ADVERTISEMENT

5. Yusrizal (44 tahun, L, Taratak Dama)

6. Ilham (25 tahun, L, Panasahan)

7. Zil (37 tahun, L, Solok Selatan)

8. Indra (18 tahun, L, Solok Selatan)

9. Gusri Ramadansyah (44 tahun, L, Pansahan)

10. Ambra (29 tahun, L, Surian)

11. Zakir (26 tahun, L, Taratak Batu Salimpek)

12. Herma Doni (36 tahun, L, Padang Aro, Solok Selatan)

Proses identifikasi korban dilakukan oleh tim gabungan yang bekerja sama dengan BPBD, Basarnas, dan pihak terkait lainnya. Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Solok, Basarnas, TNI, Polri, PMI, serta masyarakat setempat. 

Total lebih dari 100 personel terlibat dalam operasi ini. “Kendala utama yang dihadapi adalah medan yang sulit diakses, membutuhkan waktu tempuh sekitar 4-6 jam dengan berjalan kaki, serta tidak adanya jaringan komunikasi di lokasi kejadian,” ungkap BNPB.

Koordinasi intensif terus dilakukan antara BPBD Kabupaten Solok dengan berbagai pihak terkait, termasuk Basarnas dan TNI/Polri, untuk memastikan proses pencarian dan evakuasi dapat berjalan lancar. Pihak BPBD dan relawan juga telah bergerak untuk memberikan dukungan logistik bagi tim SAR di lapangan.

BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem dan potensi bencana lainnya di kawasan rawan longsor. Hentikan seluruh aktifitas penambangan ilegal yang sangat beresiko terhadap keselamatan. 

Peristiwa longsor tambang ilegal tidak hanya terjadi kali ini dan di tempat ini saja. Penegakan hukum harus dipertegas agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di masa depan.

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ADVERTISEMENT

Terkini

Jadi Target Pemberantasan, Begini Cara Bedakan Pinjol Legal dan Ilegal?

LAYAR.NEWS, Makassar — Dinas Kominfo SP Provinsi Sulsel yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI)...
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT