LAYAR.NEWS – Long Covid mengacu pada gejala jangka panjang yang muncul setelah penderita infeksi virus Corona dinyatakan sembuh.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Eric Daniel Tenda, DIC, PhD, SpPD, FINASIM, kondisi long Covid dapat terjadi karena banyak organ tubuh yang terinfeksi virus Corona.
“Bagaimana tubuh kita bisa terinfeksi Covid ini? Karena di tubuh kita ada yang namanya reseptor ACE-2. Reseptor ini bukan hanya ada di paru-paru, tapi juga di organ lain, seperti otak, hati, jantung, ginjal,” kata dr Eric dikutip dari DetikHealth pada Kamis (12/8/2021).
“Maka gejala long Covid bisa dimiliki oleh seseorang yang tidak berbatas hanya gejala di saluran pernapasan. Tapi bisa juga orang-orang mengalami gejala lain,” lanjut dr Eric.
Ia menjelaskan seseorang yang mengalami lebih dari lima gejala ketika terinfeksi, berisiko lebih tinggi untuk mengalami long Covid setelah sembuh.
“Dari jurnal yang dipublikasikan terbaru, dikatakan orang yang kena Covid kemudian gejalanya lebih dari lima, maka kemungkinan orang tersebut mengalami long Covid bisa lebih tinggi empat kali lipat, dalam 28 hari maupun 56 hari. Dibanding orang-orang yang hanya memiliki gejala kurang dari lima,” jelasnya.
Namun, tidak semua penyintas akan mengalami long Covid-19. Karena tergantung dari tingkat gejala selama terinfeksi dan juga komorbid yang dimiliki.
Meski begitu, kondisi yang agak mirip dengan gejala saat masih terinfeksi, beberapa orang terkadang tidak menyadari tengah mengalami gejala long Covid-19.
Meski begitu, gejala ini tidak dianggap menular kepada orang lain. Hanya saja masalah yang dirasakan dapat terjadi dalam waktu yang lama.
Berikut ini beberapa gejala dari long Covid:
Gejala Ringan
Seseorang yang mengidap Long Covid-19 dapat merasakan gejala yang ringan. Beberapa gejala ringan yang timbul seperti:
- Kelelahan
- Sesak napas
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Kehilangan ingatan dan konsentrasi
- Depresi
Meski tergolong ringan, gangguan ini dapat menyebabkan beberapa orang kesulitan untuk menjalani aktivitas hariannya.
Maka dari itu, jika kamu mengalami sesak napas dalam waktu yang lama, batuk yang sulit sembuh, hingga nyeri sendi dan otot, ada baiknya untuk memeriksakan diri agar dapat menghindari masalah yang lebih besar.
Gejala Lebih Parah
Sekitar 10–15 persen kasus dari gejala long COVID-19 ini dapat berkembang menjadi penyakit berat. Di mana 5 persen menyebabkan sakit kritis.
Disebutkan bahwa terjadi penurunan kapasitas fisik saat berolahraga dan tingkat kesehatan, yang secara signifikan lebih berisiko tinggi terhadap seseorang yang pernah mengidap SARS dalam 24 bulan terakhir.
Beberapa gangguan parah yang dapat terjadi, antara lain:
- Jantung: Gangguan ini juga dapat berdampak buruk pada jantung yang meliputi kerusakan pada otot jantung dan gagal jantung.
- Paru-Paru: Kamu juga dapat mengalami kerusakan jaringan paru-paru dan gagal paru restriktif disebabkan oleh virus corona yang terjadi dalam jangka panjang.
- Otak dan sistem saraf: Masalah lainnya yang dapat terjadi pada otak dan sistem saraf adalah kehilangan indra penciuman (anosmia), masalah yang berhubungan dengan tromboemboli, seperti emboli paru, serangan jantung, dan stroke, hingga gangguan kognitif.
Baca berikutnya: Mengenal Long Covid-19 dan Tanda-tandanya