Layar.news, Makassar – Pria asal Iran yang diketahui bernama Siavash alias Moh. Almasi berhasil menipu seorang wanita di Makassar, Vivi.
Sehingga guna meminimalisir jatuhnya korban berikutnya, Vivi imbau kepada masyarakat khususnya perempuan Indonesia untuk waspada terhadap sindikat WN Iran tersebut dengan modus asmara.
Bahkan Vivi juga mengisahkan awal mula perkenalan dirinya dengan pelaku yakni Siavash di bulan Agustus 2018 di Makassar melalui seorang imigran Iran bernama Baback Kazeri.
Kata Vivi, diawal Siavash mengaku berpacaran online dengan Sharareh meski mereka tidak pernah ketemu langsung.
“Bahkan Sharareh sempat video call dengan saya untuk meminta bantuan mengurus pernikahan mereka,” terangnya.
Tidak lama kemudian, sambung Vivi, hubungan Siavash dan Sharareh berdalih telah berakhir.
“Anehnya tidak lama kemudian mereka putus. Hingga pada akhir Oktober 2018, Siavash kemudian mendekati saya dan akhirnya melamar. Sampai saat itu, saya belum menyadari telah berada dalam permainan drama sindikat ini yg belakangan diketahui play game / drama sindikat secara kronologis,” pungkasnya.
Disisi lain, karena mereka berencana menikah, tapi Siavash tidak bisa berbahasa Inggris dan Indonesia dengan baik.
Sehingga Barack yang menjadi penerjemah dan dibayar Rp 3 juta per bulan.
Drama berlanjut, Siavash balik ke Iran untuk menengok ibunya tanggal 1 Januari 2019. Bahkan Vivi membekali 1 laptop baru seharga 16 juta dan uang 2400 USD atau setara 35 juta untuk membeli bibit bunga Safron dan uang balik ke Indonesia serta membelikan tiket pesawat terbaik.
Sampai di Iran, Siavash minta uang lagi untuk bayar pengacara dengan dalih ditahan di bandara karena mantan isterinya punya masalah uang dengan orang. Dan hal ini pun berlanjut yakni sering meminta uang untuk dikirimkan.
“Rencana pernikahan kami 12 Januari 2019 yang disepakati, tapi jelang hari pernikahan, Siavash dingin-dingin saja, saya tawarkan tiket pulang ke Indonesia dia menolak,” sambung Vivi.
Siavash, kata Vivi, selalu minta uang dan sudah ditransfer berulang sebanyak enam hingga tujuh kali dengan alasan buat makan dan biaya kembali ke Makassar. Tapi Siavash juga tak kunjung datang.
“Maka saya berniat ke Iran untuk menengok langsung, kenapa Siavash tidak ke Makassar, tidak kerja dan kerap minta uang. Tapi Siavash menolak dan mengatakan lagi latihan bina raga untuk ikut pertandingan,” terang Vivi.
Naasnya, empat hari kemudian Vivi mendapatkan foto Siavash lagi bersama Sharareh di PIK Avenue mall pluit Jakarta.
Setelah diselidiki, ternyata Siavash sudah ada sejak Juli 2018 di apartemen di Kedoya yg disewa Sharareh. Dan diketahui, tempat tersebut merupakan yempat kumpul pelarian imigran Iran yang bermasalah dengan wanita Indonesia.
Akhirnya Vivi menyadari imigran Barack / Baback Kazeri adalah pengatur lakon penipuan tersebut bersama Sharareh Kojasteh yang sudah berwarga negara New Zealand.
“Dari semua bukti dan kronoligis , saya sadar bahwa saya telah menjadi korban penipuan play games/drama yang dilakukan Siavash bersama pacarnya Sharareh Kojasteh dan Baback Kazeri untuk mendapatkan sejumlah uang,” ungkapnya.
Akibatnya, Vivi mengalami kerugian ratusan juta rupiah, karena membiayai kebutuhan Siavash yang ternyata merupakan skenario dari ketiga pelaku untuk menipu Vivi.
“Jadi mereka punya agenda untuk mendekati perempuan kaya di Indonesia. Mereka ini sindikat. Dia ini mau rumah karena Siavash sempat minta dibelikan rumah,” ujarnya.
Setelah menyadari dirinya menjadi korban penipuan yang dilakukan tiga WNA asal Iran tersebut, wanita Makassar kemudian melaporkan kejadian penipuan para pelaku ke pihak kepolisian.
“Laporan sudah sampai tahap sidik pada awal januari 2020,” kata Vivi, jumat 7/8/2020.
Vivi berharap, melalui kasus ini tidak ada lagi korban berikutnya.
“Saya berharap, dengan kasus ini tidak ada lagi sindikat Iran yang masuk Indonesia dan memperdaya wanita Indonesia serta pembelajaran untuk oknum middle east untuk tidak melakukan penipuan serupa terhadap wanita indonesia,” imbuhnya.
“Rasa kebangsaan saya muncul, jangan sampai mereka anggap kita mudah diperdaya. Syukur saya tidak jadi menikah dengan Siavash. Kita tidak mungkin mencegah datangnya kejahatan, tapi kumpulan simptomnya dan buah dari hidupnya kita harus peka dan akhirnya memutuskan untuk tidak perlu bersama, jangan dipaksakan,” tambah Vivi.
Sementara itu, Direktur LBH APIK Sulsel Rosmiati Sain yang ikut mengawal kasus tersebut mendesak pihak berwajib untuk menyelesaikan kasus tersebut.
“Kasus ini belum mengalami perkembangan dan terhambat pada proses penyidikan. Padahal
bukti-buktinya sudah ada, saksi-saksi juga sudah ada,” kata Ros, Kamis (6/8/2020) kemarin.
Menurutnya, yang menghambat kasus tersebut, selain karena pandemi Covid-19, pihak kepolisian kesulitan menghadirkan saksi kunci.
Ia meminta, pihak kepolisian menjadikan prioritas kasus Vivi lantaran penipuan dan korbannya adalah perempuan.
“Apalagi pelakunya adalah warga negara asing. Sehingga kasus ini harus menjadi skala prioritas. Supaya kasus serupa tidak lagi terulang terhadap perempuan tentunya,” pungkasnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini, belum ada informasi dari pihak kepolisian soal peningkatan kasus tersebut.
“Seharusnya sudah ada kemajuan. Apalagi kasus tersebut telah melalui gelar perkara selama tiga bulan, lalu meningkat ke tahap penyelidikan, dan saat ini telah berada pada tahap penyidikan,” imbuhnya.