LAYAR.NEWS, Maros — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sulsel, Ali Yafid, membuka secara resmi bimbingan manasik jemaah haji Kabupaten Maros 2025.
Di hadapan ratusan jemaah yang mengikuti bimbingan manasik haji oleh KBIHU Hawaisyah Maros, Kakanwil Sulsel Ali Yafid, menyampaikan substansi berhaji.
“Kehidupan orang berhaji, tujuannya membuat tatanan masyarakat tenang damai. Kehidupan damai di tanah suci, itu saya harap bisa diaplikasikan di tanah air,” kata Ali Yafid dalam siaran pers Kemenag Sulsel yang diterima Rabu, 22 Januari 2025.
“Di padang Arafah nanti, hanya satu pakaian, mau siapa jabatannya, wajib pakaian ihram. Artinya, semua sama di hadapan Allah, yang membedakan iman dan takwa,” pesannya kepada para calon jemaah haji.
Ali Yafid juga berpesan untuk selalu saling menolong dalam pelaksanaan ibadah. Sebab menurutnya bantuan sekecil apapun dalam melancarkan ibadah akan dihitung sebagai pahala untuk orang yang membantu dengan keikhlasan.
“Kalau pejabat, bantulah yang membutuhkan. Kalau kaya, bantu keluarga yang tidak mampu. Di Tanah Suci, juga harus saling membantu: yang muda-muda bantu Lansia. Siapapun nanti saling bantu. Mudah-mudahan bisa dilakukan,” jelasnya.
Maka menurutnya, para jemaah haji harus mengerti perspektif sufistik berhaji.
“Haji ini, ada sufistiknya. Memburu makbul dan mabrur. Memenuhi syarat dan rukun haji, itu sudah makbul. Mabrur bukan di tanah suci, tapi di kampung kita setelah haji,” terangnya.
Menurutnya, haji terwujud dalam perilaku yang baik dan membawa kebermanfaatan. “Bersihkan jiwa kita. Haji itu sakral. Kalau mau hajinya mabrur: perbaiki konsentrasi ibadah, jangan terlalu urus belanja,” ungkapnya.
“Isinya haji. Menurut Prof Quraish Shihab, itu berjanji: mudah-mudahan saya berada di bawah naungan, dekapan Allah. Ini sufinya haji. Kita itu berjanji mau melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.”
“Sai: sufistiknya, berjanji kepada Allah mencari kehidupan di dunia semaksimal mungkin, kalau kurang, kita tetap bertakwa kepada Allah. Syukuri apa yang diberikan Allah. Seperti halnya sejarah Siti Hajar mencari air, kehidupan untuk anaknya Ismail.”
Kenapa mesti ke tanah suci? Kakanwil Ali Yafid, mengurai bahwa Kabah merupakan rumah pertobatan. “Makanya, kita diperintahkan ke sana. Betul-betul mengakui salah khilaf, untuk bertaubat, supaya bisa menjadi manusia yang lebih baik.”
Untuk itu, menurutnya penting dilaksanakan bimbingan manasik haji, supaya jemaah bisa paham dan lebih mandiri dalam beribadah di Tanah Suci. “Hanya satu yang tidak ditanggung Kemenag, nyawa kita saja. pesawat, makan, hotel dan sebagainya difasilitasi,” lanjutnya.
“Jangan bawa panci, beras, minyak, sudah jadi semua. Artinya, betapa besar perhatian pemerintah kepada kita. Kita hanya harap fokus ibadah. Sekarang haji reguler rasa haji plus,” pesan Ali Yafid kembali.