LAYAR.NEWS – Aktivitas gempa di berbagai wilayah di Indonesia pada bulan Januari cukup tinggi. Gempa terjadi dalam waktu berdekatan di beberapa daerah.
Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan bahwa rentetan gempa yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan merupakan hal normal. Karena Indonesia berada pada jalur cincin api (ring of fire).
“Sebenarnya ini hal yang wajar karena memang Indonesia berada pada jalur cincin api (ring of fire),” ujar Daryono yang dikutip dari CNN Indonesia, Senin (25/1/2021).
Indonesia berada di jalur gempa dunia dan berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yang bergerak satu sama lain. Kondisi itu membuat Indonesia memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.
Sehingga, kata Daryono, gempa belakangan ini terjadi pada wilayah yang lemah dan sudah mengalami akumulasi medan tegangan stres akibat interaksi antar lempeng tektonik yang bekerja satu sama lainnya.
“Kebetulan ada beberapa sumber gempa yang sudah ‘matang’ dan siap rilis energy gempa secara bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan, lanjut Daryono, BMKG menemukan fakta bahwa gempa yang akhir-akhir banyak terjadi lebih dominan dipicu aktivitas sesar aktif. Hal ini mengakibatkan salah satunya gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di berbagai wilayah di Indonesia.
“Hasil monitoring BMKG menunjukkan sejak awal Januari sudah ditandai aktivitas kegempaan yang tinggi. Wilayah Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan aktivitas gempa yang guncangaannya dirasakan oleh masyarakat,” ujar Daryono.
Aktivitas Gempa pada Januari 2021 Tergolong Tinggi
Selama periode 1 hingga 21 Januari 2021 misalnya, BMKG sudah mencatat gempa yang dirasakan sebanyak 54 kali. Jumlah itu dinilai tergolong tinggi, karena hampir setiap hari terjadi.
Hanya tanggal 10 dan 17 saja tidak terjadi gempa yang dirasakan masyarakat. Bahkan pada 14 Januari 2021 dalam sehari di wilayah Indonesia terjadi gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat sebanyak 8 kali.
“Tentu saja hal ini tidak lazim, karena dalam 21 hari saja sudah terjadi aktivitas gempa dirasakan sebanyak dari 54 kali. Jika kita menengok data jumlah aktivitas gempa dirasakan bulan Januari 2020 tahun lalu, tercatat sebanyak 54 kali dalam sebulan,” ujarnya.
“Untuk saat ini, baru 21 hari saja jumlah terjadi gempa dirasakan setara dengan jumlah gempa dirasakan selama sebulan pada Januari 2020,” ujar Daryono.