LAYAR.NEWS, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun informasi penanganan kejadian bencana yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Gelombang tinggi menyebabkan banjir rob yang melanda dua desa di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Selasa 4 Februari 2025, pukul 14.30 waktu setempat.
Sebanyak 150 unit rumah terdampak dan 10 unit perahu nelayan mengalami kerusakan. BPBD Kupang melakukan evakuasi warga terdampak, mendistribusikan logistik serta mendirikan tenda lapangan dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Tagana dan Dinas Sosial.
BPBD Kupang melaporkan saat ini banjir rob berangsur surut dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi.
Masih di Kabupaten Kupang, hujan intensitas tinggi yang berlangsung lama menyebabkan banjir di delapan kecamatan dan sejumlah sungai meluap pada Jumat, 31 Januari pukul 09.00 waktu setempat.
“BPBD Kabupaten Kupang melaporkan tiga orang meninggal dunia, dua orang mengalami luka-luka, dan memaksa 69 jiwa mengungsi,” laporan dalam siaran pers BNPB yang diterima, Sabtu, 8 Februari 2025.
Tercatat sebanyak 312 unit rumah terdampak, 23 unit rumah rusak berat, tujuh unit rumah rusak sedang, enam unit jembatan rusak, tiga fasilitas pendidikan dan satu pasar terdampak.
BPBD Kupang dan otoritas pemerintah daerah setempat menyalurkan bantuan darurat serta mengerahkan alat berat untuk membersihkan material yang menutup badan jembatan rusak dan lubang gorong-gorong serta membuat jalan alternatif untuk mobilisasi warga.
Pemda Kupang membentuk pos komando penanganan darurat bencana hidrometerologi dan menerjunkan tim kaji cepat ke lokasi terdampak untuk asesmen kerusakan dan kerugian akibat kejadian bencana.
“Pemda telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Kupang Nomor 9/KEP/HK/2025 terhitung mulai 1 Januari sampai 31 Maret 2025,” lanjut BNPB.
Bencana hidrometeorologi basah yakni banjir juga melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Hujan dengan intensitasi tinggi memicu peningkatan debit air pada daerah aliran sungai hingga meluap dan menggenangi pemukiman warga pada Kamis, 6 Februari dini hari.
Banjir merendam lima kecamatan dan berdampak pada 143 unit rumah, dua unit fasilitas pendidikan, 76 hektar lahan persawahan, jebolnya satu tanggul dan merendam akses jalan desa sepanjang kurang lebih 2,6 kilometer.
BPBD Kabupaten Pati melaksanakan evakuasi warga terdampak ke tempat kerabat terdekat dan membersihkan material di lokasi terdampak banjir. Dilaporkan pada Jumat, 7 Februari banjir berangsung surut.
Wilayah lainnya yang mengalami banjir di Provinsi Jawa Tengah adalah Kabupaten Kudus. Hujan lebat disertai angin kencang melada wilayah Kudus menyebabkan enam kecamatan terendam banjir pada Kamis, 6 Februari.
BPBD Kudus mencatat sebanyak 16.185 unit rumah, lahan persawahan dan akses jalan umum terdampak kejadian ini. BPBD bersama tim gabungan asesmen dan evakuasi warga terdampak. Dilaporkan per Jumat banjir berangsur surut.
Selanjutnya, angin kencang terjadi Kabupaten Wajo, Sulsel, Jumat, 7 Februari. Kejadian yang melanda tiga kecamatan ini menyebabkan kerusakan ringan pada 44 unit rumah, dua unit fasilitas pendidikan, satu unit fasilitas ibadah dan pasar.
BPBD Wajo bersama warga setempat melakukan pembersihan material pohon tumbang. Pada hari yang sama di Sulsel, angin puting beliung melanda dua kecamatan di Kabupaten Luwu.
Tercatat sebanyak 50 unit rumah terdampak, satu unit rumah rusak sedang dan tiga unit rumah rusak berat. BPBD Luwu dan tim gabungan mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak serta melakukan pembersihan material pohon tumbang dan rumah rusak.
Angin puting beliung juga terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada Kamis. BPBD Cianjur mencatat sebanyak 29 unit rumah rusak ringan, lima unit rumah rusak sedang, dua unit rumah rusak berat dan satu unit fasilitas ibadah terdampak kejadian ini.
BPBD Cianjur melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melaksanakan asesmen terkait kerugian dan kerusakan serta mengerahkan sumber daya manusia untuk membersihkan material kerusakan bangunan rumah.
“BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk siap siaga dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah,” imbau BNPB.