Layar.news – Yeni Rahman, perempuan kelahiran Ujung Pandang 1977 ini dikenal sebagai srikandi lorong.
Ia adalah Anggota DPRD Makassar dari fraksi Persatuan Keadilan Sejahtera (PKS).
Meski kesibukannya sebagai wakil rakyat, ia tetap berprinsip bahwa keluarga tak boleh dikesampingkan.
Bersama sang suami, Hamsah ST, mereka dikaruniai empat orang anak.
“Paling utama adalah mengurus rumah tangga, tentu saja menjadi prioritas yang saya utamakan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai ibu dari anak-anak saya,” ujarnya kepada Layar.news.
Ia mengurus rumah tangga tanpa menyewa bantuan orang lain.
“Kami tidak punya pembantu rumah tangga. Saya kerjakan semuanya sendiri, mulai masak, beres-beres urus anak. Apalagi ditambah jadi pengganti guru di rumah karna masa pandemi,” ujarnya.
Meski mengutamakan keluarga, namun ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai legislator dengan sepenuh hati.
Saat bekerja, ia masih tetap bisa memperhatikan keluarga. Begitu pun saat di rumah, ia tetap bisa menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat.
Itu semua dapat dilakukan dengan mengandalkan teknologi dan komunikasi. Sehingga jarak bukanlah masalah.

Cita-cita jadi Dokter
Mantan Kepala Sekolah MTS MITQ Azhar Center dan guru biologi pada 2011-2012 ini dulunya bercita cita menjadi seorang Dokter.
“Dulu saya tidak pernah kepikiran jadi legislatif, waktu kecil cita-cita saya pengen jadi dokter. Namun berkat dorongan dari suami, keluarga dan sahabat akhirnya maju sebagai legislatif dengan harapan bisa bermanfaat untuk banyak orang,” ujarnya.
Yeni pernah mengalami masa suka duka sebelum menjadi legislator. Ia bahkan pernah bekerja sebagai guru sukarela.
“Saya S1 di Unhas ambil Biologi FMIPA tahun 1997-2004, kemudian mengambil akta 4 FKIP Unismuh tahun 2005-2006. Saya juga pernah jadi guru sukarela PAI SDN Rajawali di tahun 2004-2010 dan Guru PAI metro school sejak 2005-2007,” jelas Yeni.
Amanah PKS
Di partai PKS dirinya diamanahkan sebagai Wakil Ketua Badan Pembentukan Daerah (Bapemperda) DPRD sekaligus juga sebagai Bendahara di DPD.
Ia mengaku mengenal politik sejak dibangku kuliah dan terjun ke dunia politik sejak awal berdirinya PKS di tahun 1998.
“Waktu itu saya masih pengurus DPC sempat menjabat ketua bidang kaderisasi, setelah itu naik menjadi Sekretaris DPC di tahun 2004. Pernah jadi ketua DPC sampai 2014,” terang Srikandi PKS ini.
“Saya mengenal politik sejak dibangku kuliah. Saya menganggap bahwa politik itu untuk kemanusiaan dengan politik kita bisa bersosial dengan masyarakat dan mengakomodir aspirasi masyarakat,” tambah Yeni.
Berdayakan Perempuan
Dalam perjuangannya, Yeni sangat getol dalam upaya pemberdayaan perempuan.
“Salah satu program unggulan PKS sendiri dari bidang BPKK (Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga) kami punya program namanya sekolah ibu,” kata Yeni sapaanya.
Program ini kata dia, merupakan program menggali potensi keterampilan para ibu rumah tangga.
Baginya, ibu harus cerdas dan bijak dalam mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Karena generasi masa depan anak ada di tangan perempuan.
Seorang ibu yang cerdas dan bijak akan mampu mendidik, membesarkan, dan memberikan teladan yang benar bagi anak-anaknya.
“Kita mengedukasi ibu-ibu di lorong dalam hal keterampilan, seperti mendidik anak dan rumah tangga. Perempuan mesti memiliki kapasitas menjadi sosok yang tangguh meski tidak memiliki pendidikan yang formal,” ungkapnya
Perempuan sebaiknya memiliki kemampuan sebagai penopang ekonomi keluarga.
Hal itu bisa dilakukan melalui keterampilan dalam berwirausaha atau UMKM.
Yeni mengungkapkan, partainya akan selalu memperjuangkan hak masyarakat dengan tulus tanpa lelah.
“Saya juga selalu berdoa ke masyarakat yang menitipkan suara kepada saya, ketika melakukan kebaikan dan kemanfaatan kepada masyarakat mereka pun akan mendapatkan amal jariyah nya,” tutupnya.