LAYAR NEWS, Soppeng – Hujan intensitas tinggi memicu banjir di lima kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Kejadian ini berlangsung pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 18.35 waktu setempat atau Wita. Lebih dari 2.900 warga terdampak peristiwa tersebut.
BNPB menyebut, 12 wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan di lima kecamatan terkena imbas luapan Sungai Wallanae dan beberapa sungai kecil lainnya setelah hujan lebat mengguyur kawasan Soppeng.
Kelima kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Lilirilau (3 desa dan 1 kelurahan), Marioriawa (3 kelurahan), Ganra (2 desa), Marioriwawo (2 desa) dan Donri-Donri (1 desa). Pantauan BPBD setempat menyebutkan genangan masih terjadi di pemukiman dan lahan milik warga pada Sabtu, 4 Mei.
Banjir di wilayah tersebut berdampak pada 2.957 jiwa. Tidak ada laporan adanya korban jiwa maupun warga yang luka-luka akibat bencana ini. “Saat luapan air terjadi, tinggi muka air terpantau antara 20 hingga 200 cm,” keterangan dalam siaran pers yang diterima dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu.
Dampak banjir menyasar pada sektor pemukiman dan fasilitas umum. Tercatat fasilitas pendidikan terdampak 1 unit dan rumah-rumah warga terendam banjir. BPBD Soppeng masih mendata tempat tinggal yang terdampak banjir. Namun demikian, pantauan di lapangan menyebutkan jalan poros Soppeng-Wajo sudah dapat diakses kendaraan warga.
Sedangkan lahan persawahan yang terendam banjir seluas 680,91 hektar dan lahan kebun jagung 638 ha. Menyikapi kondisi banjir yang masih berlangsung, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap banjir susulan.
Prakiraan cuaca pada hari ini terpantau berpotensi hujan, khususnya di wilayah-wilayah kecamatan yang masih terdampak banjir. Secara umum, Sulsel termasuk salah satu wilayah provinsi yang masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi disertai petir atau kilat dan angin kencang hingga besok, Minggu, 5 Mei.
“Semua pihak diimbau untuk selalu mewaspadai potensi dampak bahaya hidrometeorologi lainnya, seperti banjir bandang, tanah longsor maupun cuaca ekstrem,” imbau BNPB dalam siaran persnya.