Layar.news, Makassar – Jelang pemilihan umum (pemilu) Kota Makassar, Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) menggelar sosialisasi pengawasan partisipasif bersama media.
Ketua Bawaslu kota Makassar, Nursari mengatakan, dalam mengawal pilwali serentak 2020 Bawaslu menyiapkan beberapa strategi pengawasan.
Strategi pengawasan yang dimiliki oleh Bawaslu dimulai dari pengawasan partisipatif bersama media. Sebagai upaya meningkatkan angka partisipasi masyarakat untuk melakukan pengawasan mengawal proses demokrasi ke arah yang lebih baik.
“Keterlibatan media dalam pengawasan partisipatif menjadi langkah strategis untuk mengawal proses demokrasi yang lebih baik. Isu yang sentral seperti politik, uang dan isu sara bisa ditepis dengan pemberitaan dan ada kesepahaman yang bisa dilakukan,” ujarnya dalam sambutan.
Ia berharap pilwali di Kota Makassar akan berjalan dengan baik, lancar dan tidak ada masalah.
“Harapan inilah yang membuat sangat optimis untuk mengajak semua stakeholder untuk mewujudkan pilkada Makassar yang sukses dan bermartabat itu bisa dimiliki,” tutur Nursari
Jurnalis Harus Profesional
Sementara itu dalam materinya, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (Aji) Makassar, Nurdin Amir mengatakan, penting independensi seorang jurnalis dalam menuliskan berita.
Jurnalis dan media harus selalu berusaha bersikap profesional. Apalagi dihadapkan dalam momen Pilwali ini.
Nurdin mengatakan di momentum pemilu pilwali mulai banyak bermunculan media baik positif maupun negatif atau mereka yang menyudutkan salah satu Bakal Calon Wali Kota tersebut.
“Media itu dibagi ada media profesional, media partisipan dan media komunitas. Membuat platfom semacam media itu sah-sah saja tapi yang digaris bawahi adalah apakah itu media profesional, atau media partisipan,” ujarnya.
“Boleh saja jadi media partisipan tetapi jangan mengaku jurnalis, anda mengaku saja sebagai tim sukses. Media partisipan hanya hadir pada pemilihan umum saja,” tambahnya.
Kata dia, jurnalis dan media dituntut untuk membuat liputan yang memenuhi fungsi-fungsi yakni pendidikan dan kontrol sosial.
“Khususnya berita pilwali kita hadir bahwa ada hak untuk memilih dan juga menyampaikan pesan edukasi yang baik, dengan melihat visinya bukan memilih hanya karna uang, bukan karna persaudaraan dan pertemanan,” jelasnya.