LAYAR NEWS, Makassar – Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) statusnya naik menjadi terindeks scopus sesuai rilis Scopus pada Selasa, 5 Maret 2024. Hal ini menunjukkan kualitas tata kelola jurnal telah berskala global.
Dekan Fakultas Kehutanan Unhas, Mujetahid merasa bersyukur dengan keberhasilan yang cukup cepat diraih ini. “Keberhasilan jurnal ini lolos untuk terindeks scopus mempunyai dampak signifikan terhadap upaya penguatan Unhas dalam World Class University,” kata Mujetahid dalam rilis yang diterima dari Humas Unhas, Kamis, 7 Maret 2024.
Sebagai pimpinan Fakultas, lanjut Mujetahid, pihaknya tidak akan stop pada pencapaian ini. “Peningkatan kualitas jurnal terus dimaksimalkan melalui ketersediaan sarana prasarana ataupun kebijakan yang sejalan dengan langkah strategis untuk peningkatan pengelolaan jurnal,” kata Mujetahid.
“Kita memberikan support dan fasilitas, bahkan anggaran juga kita siapkan. Jurnal itu bisa berkembang jika didukung dengan fasilitas yang memadai, misalnya saja ketersedian ruangan yang dapat dimanfaatkan hingga kebebasan berkarya dan berkreasi,” lanjutnya.
Hingga saat ini, sudah dua jurnal yang dikelola Fakultas Kehutanan Unhas terindeks scopus. Sebelumnya ada Jurnal Forest and Society yang lebih dulu bereputasi internasional. Prof Ngakan Putu Oka, Ketua Prodi Konservasi Kehutanan, selaku Editor in Chief berhasil terindeks scopus.
Ia menjelaskan, jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea berfokus pada permasalahan konservasi sumber daya hayati. Meliputi pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan, aspek sosial, dan kebijakan dalam konservasi. Terkhusus pada isu-isu konservasi di wilayah biogeografis Wallacea.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Alif K. Sahide, selaku tim yang membantu dalam persiapan jurnal tersebut menjelaskan awal mula pengelolaan jurnal kehutanan Wallacea. Dirinya menjelaskan, jurnal ini awalnya dikelola oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup.
Namun, sejak awal tahun 2023, jurnal ini dikelola oleh Program Studi Konservasi Hutan dengan fokus kajiannya disesuaikan dengan Konservasi Sumber Daya Hayati. “Sejak jurnal ini dialihkan ke kami, proses perbaikan jurnal kami lakukan secara berkelanjutan sampai bisa terindeks scopus hingga saat ini,” ucapnya.
Prof Alif berharap jurnal ini semakin memicu untuk melanjutkan riset mengenai ilmu pengetahuan. “Harapannya, kehadiran jurnal ini bisa mendorong semangat kelompok riset Wallacea untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas,” jelas Prof Alif.
Hingga saat ini, sudah ada 6 jurnal ilmiah yang bereputasi internasional, yaitu Forest and Society, Hasanuddin Law Review, Canrea, Journal of Dentomaxillofacial Science, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, dan terakhir Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea.